Jumat 21 Aug 2015 23:34 WIB

Harga Daging Ayam di Tangerang Masih Tinggi

Rep: C36/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pedagang daging ayam menunggu pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Senen (18/8).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang daging ayam menunggu pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Senen (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Harga daging ayam di Kota Tangerang masih bertahan Rp 40.000 per kilogram.  Pedagang daging ayam jenis fillet kesulitan memperoleh pasokan daging.

Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Anyar dan Pasar Lama Kota Tangerang, Jumat (21/8), hampir semua pedagang daging ayam berjualan.  Hanya ada dua pedagang daging ayam di Pasar Anyar yang tidak berjualan sejak Jumat dinihari.

Di Pasar Lama, satu kilogram daging ayam dijual seharga Rp 40.000. Daging ayam jenis fillet masih bertahan Rp 60.000 per kilogram.

Untuk daging ayam utuh seberat 8-9 ons, harga jual masih berkisar antara Rp 27.000- Rp 28.0000. Harga daging ayam utuh seberat 1,3 kilogram dijual seharga Rp 46.000. Bahkan, ada beberapa pedagang yang menjual seharga Rp 49.000.

Salah seorang pedagang daging ayam, Santo, mengaku mengalami kerugian besar akibat tingginya harga jual daging ayam. Selain omzet penjualan berkurang lebih dari 50 persen, dirinya pun tidak bisa mengandalkan laba penjualan.

"Biasanya, laba per satu kilogram daging ayam di atas Rp 2.000. Saat ini hanya Rp 1.000 - Rp 2.000 saja. Barang dagangan juga sering mubazir karena tidak habis terjual selama dua hari," ujarnya kepada Republika.

Idalnya, lanjut dia,  50 daging ayam utuh habis terjual dalam sehari. Saat ini, jumlah yang sama sering tidak habis terjual dalam dua hari. Jika sudah begitu, daging tidak bisa dijual kembali ke pasaran. "Sisa penjualan sekitar 5 - 7 ekor dimasak sendiri atau dibuang jika kondisinya sudah tidak baik," tambahnya.

Pedagang daging ayam lainnya, Candra, mengatakan faktor masih tingginya harga daging ayam disebabkan sedikitnya stok ayam dan mahalnya harga pakan ayam. Pria yang juga pemotong ayam ini mengaku tidak mendapatkan pasokan ayam sesuai jumlah biasa.

"Biasanya, saya membeli ayam dari peternak sekitar 400 ekor untuk penjualan sepekan. Saat ini, mereka hanya mampu menyediakan 300 ekor saja. Menurut keterangan peternak, jumlah ayamnya dibagi-bagi agar rata ke semua pemotong," jelasnya saat ditemui terpisah.

Harga jual ayam dari peternak pun tinggi, yakni Rp 28.000 per ekor. Normalnya, harga jual ayam Rp 22.000 per ekor- Rp 23.000 / ekor.

Candra memprediksi, harga jual daging ayam bisa kembali stabil setelah lebaran haji usai. Sebab, stok ayam dari peternak saat itu diperkirakan sudah kembali normal.

Dirinya menambahkan, harga jual daging ayam yang stabil tinggi meyulitkan para pedagang daging ayam jenis fillet. Selain tidak mendapat stok daging yang cukup, mereka pun kesulitan melakukan penjualan di luar pelanggan tetap.

"Salah satu pedagang yang masih libur berjualan di Pasar Anyar hingga Jumat adalah pedagang daging ayam jenis fillet.  Selama harga daging ayam stabil tinggi, dia hanya mampu menjual kepada pelanggan tetap. Memang sulit memutar modal untuk berjualan dalam kondisi saat ini," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement