REPUBLIKA.CO.ID, Awan duka tidak hanya menyelimuti kota dan kabupaten Malang, tapi seantero nusantara merasakan duka cita ditinggal orang yang mendedikasikan hidupnya untuk sepak bola Indonesia. Pelatih Arema Cronus Suharno telah meninggal dunia pada Rabu (19/8) petang WIB, di Puskesmas Pakisaji, Malang. Pelatih yang kerap disapa Coach Once ini menghembuskan nafas terakhirnya di usia 55 tahun. Almarhum meninggalkan satu anak satu istri.
Kecintaannya pada sepak bola dibawa hingga sang Ilahi menjemputnya. Sebelum tutup usia pria asal Blitar ini sempat memimpin sesi latihan penggawa Singo Edan di Stadion Kanjuruhan pada sore harinya. Sebelumnya almarhum sudah mulai sakit-sakitan, hanya saja dia tetap ingin menjalankan tugasnya sebagai pelatih. Bahkan saat Arema mengalahkan Persib Bandung, kondisi badan almarhum sedang sakit, tapi dia memilih untuk tetap mendampingi anak asuhnya.
CEO Arema, Iwan Budianto, mengaku dedikasi almarhum untuk sepak bola sangat tinggi. Dengan kondisi apapun almarhum masih menyempatkan diri untuk melatih anak asuhnya "Saat sepak bola di Indonesia sedang sulit seperti ini, almrahum salah satu yang meyakinkan saya untuk tetap jalan bersama di Arema," tutur Iwan.
Mulai dari pemain hingga suporter sepak bola di tanah air merasa kehilangan Suharno, terutama suporter Arema, Aremania. Sosok Suharno sangat dicintai oleh pendukung Arema. Di mata Arema almarhum sangat ramah dan mudah untuk ditemui. Maka tak heran sejelek apapun penampilan anak asuhnya, Aremania tak pernah menghardik sang arsitek tersebut.
Meski almarhum gagal memberi gelar pada musim lalu. Tetapi almarhum sukses membawa Arema menembus semifinal Liga Super Indonesia (ISL). Musim ini dia berhasil memberikan Arema memenangkan tiga gelar turnamen pramusim seperti Inter Island Cup, Bali Island Cup, dan SCM Cup.
Pria yang lahir pada 1 Oktober 1959 silam tersebut merupakan pelatih sarat pengalaman di jagat sepak bola Indonesia. Sebanyak 15 klub sepak bola nasional yang pernah menggunakan jasanya. Dia juga kenyang pengalaman membela sejumlah klub sebagai pemain.
Almarhum mulai menggeluti karier sebagai pemain di usia 16 tahun. PS Banteng menjadi klub pertama yang diperkuat Suharno pada 1978. Setelah itu, ia bermain selama 12 tahun dan pensiun di Niac Mitra pada 1990.
Di Niac Mitra, almarhum memulai kariernya di dunia kepelatihan pada 1988. Saat itu, dia hanya menjadi asisten pelatih Niac Mitra yang berlaga di Galatama. Saat ini Niac Mitra sudah berevolusi menjadi Mitra Kukar. Dua tahun berselang, dia menjadi pelatih utama di kesebelasan Gelora Dewata selama empat tahun.
Pada tahun 1996 dia hijrah ke Arema Malang hingga 1997. Setelah itu, Suharno malang melintang melatih sejumlah klub di Indonesia. Hingga akhirnya Suharno menggantikan Rahmad Darmawan sebagai pelatih kepala Arema Cronus, sejak 2014 hingga akhir hayatnya.
Data Diri Suharno
Nama: Suharno
Lahir: Klaten, 1 Oktober 1959
Wafat: 19 Agustus 2015 (55 tahun)
Karier sebagai pemain
1978: PS Banteng
1979--1981: PS Ragunan
1981--1987: Perkesa 78
Karier sebagai pelatih
1988--1990: Niac Mitra (asisten pelatih)
1990--1996: Gelora Dewata
1996--1997: Arema Malang
1997--1999: Persikab Bandung
1999--2000: Persema Malang
2001: PSS Sleman
2002--2003: Deltras Sidoarjo
2005--2006: PKT Bontang
2007--2008: Persis Solo
2009--2010: Persiwa Wamena
2011--2012: Indonesia (asisten pelatih)
2011--2012: Arema Indonesia
2012--2013: Gresik United
2013: Persibo Bojonegoro
2014--2015: Arema Cronus