REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari BIN, Saut Situmorang mengungkapkan idenya saat tes wawancara dengan panitia seleksi. Ia ingin mengevaluasi teknologi KPK secara rutin untuk mendukung kinerja dalam pemberantasan korupsi.
"Setiap dua tahun KPK harus mengevaluasi teknologi penyadapan dan hidden camera," kata Saut di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu (26/8).
Saut mengakui idenya tersebut sesuai dengan kapasitasnya sebagai staf ahli Kepala Badan Intelijen Negara dan pengajar persaingan intelijen di Universitas Indonesia. Menurut Saut, pemutakhiran teknologi akan membantu KPK dalam melaksanakan tugasnya.
"Evaluasi teknologi investigasi KPK ini perlu untuk penjebakan, tangkap tangan. Arahnya ke teknologi Eropa. Tapi ini bisa diperdebatkan karena berkaitan dengan pengadaan," ujarnya.
Bila ia terpilih menjadi pimpinan KPK, Saut ingin pencegahan dan penindakan korupsi dilakukan secara seimbang. Saut memasang target indeks korupsi Indonesia menurun dalam lima tahun ke depan.
"Kalau hari ini KPK dapat nilai 7, dalam waktu lima tahun nilainya 8 atau 8,5," ucapnya.