REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Polisi anti huru hara Lebanon menggunakan kekerasan untuk membubarkan 30 pengunjuk rasa dari gerakan "You Stink!", yang menyerbu Kementerian Lingkungan Hidup di Beirut. Para demonstran meminta Menteri Lingkungan Hidup Mohammad Machnouk untuk mundur, terkait kasus sampah di negara itu.
Pasukan keamanan mengepung kantor kementerian dan memblokir akses ke wartawan. Salah satu demonstran yang baru dikeluarkan dari gedung mengatakan kepada saluran televisi lokal Aljadeed, bahwa mereka dipukuli oleh polisi saat keluar gedung.
Sebelumnya dilansir dari lama Aljazirah, Selasa (1/9), para demonstran menduduki kementerian dan meminta Machnouk untuk mundur. Para pengunjuk rasa berbaris di sepanjang lorong gedung, mereka duduk di lantai sambil meneriakkan menteri untuk mundur dan menyanyikan lagu kebangsaan.
Machnouk meninggalkan gedung kementerian melalui pintu belakang setelah demonstran dibubarkan secara paksa oleh pasukan keamanan.
"Kami menduduki (kantor kementerian) dengan damai. Setelah berjam-jam ancaman, mereka mematikan listrik dan AS, dan kemudian menutup semua pintu dan menjebak kami di dalam," ungkap demonstran tersebut.
Demonstran lain, Marwan Maalouf, mengatakan pemerintah tak mau mendengarkan rakyat dan mengabaikan suara rakyat. "Kami melihat hari ini pemerintah tak mau mendengarkan orang, mereka terus dengan jalan mereka sendiri dan mengabaikan orang," ujar Maalouf.
Beberapa demonstran juga dilaporkan bentrok dengan polisi di luar komplek kementerian. Banyak dari demonstran yang menolak meninggalkan lokasi.
Pierre Hachache yang melakukan aksi demo dalam kementerian mengatakan kepada Aljazirah, bahwa polisi telah mulai memukuli para demonstran dan wartawan yang berada di dalam gedung. Juru bicara aksi Lucien Bou Rjeilly bahkan dipukuli oleh polisi dan dilaporkan berakhir dengan bahu patah.
"Kami damai. Kami tidak melakukan apa-apa," kata Hachache.
Ada sekitar 20 pengunjuk rasa di dalam kompleks kementerian dan sekitar 30 di dalam gedung kementerian itu sendiri. Lebanon telah menghadapi meningkatnya protes selama beberapa minggu terakhir, atas kebuntuan masalah sampah. Ini terjadi setelah berton-ton sampah menumpuk di jalanan selama lebih dari sebulan.