REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Polisi Malaysia berencana memanggil mantan perdana menteri Mahathir Mohamad. Dia akan diminta memberikan beberapa pernyataan terkait tuduhannya pada Perdana Menteri Najib Razak selama demo antipemerintah di Kuala Lumpur akhir pekan lalu.
Seperti diberitakan kantor berita Reuters, Rabu (2/9), Mahathir selama ini masih menjadi tokoh politik berpengaruh di Malaysia. Namun akhir pekan lalu, ia yang saat menjabat sebagai perdana menteri sangat antidemonstrasi justru ikut turun ke jalan mendukung demonstrasi Bersih 4.
Mahathir juga menyerukan gerakan kekuatan rakyat tersebut untuk menggulingkan Najib terkait skandal keuangan yang menjeratnya.
"Tun (Mahathir) membuat beberapa tuduhan dalam pidato selama kampanye Bersih yang memicu tindakan polisi," kata juru bicara itu.
Ia menambahkan Inspektur Jenderal Polisi Khalid Abu Bakar juga akan memanggil Mahathir untuk memberikan beberapa pernyataan. Berbicara kepada media pada aksi demo Ahad (30/8), Mahathir menyebut Najib sebagai pemimpin yang korup. Ia mengatakan, rakyat secara keseluruhan tak menginginkan Najib.
Aksi demo tersebut dianggap ilegal oleh otoritas.
Namun, ajudan Mahathir Sufi Yusoff mengatakan kepada Reuters, Mahathir sedang tak berada di Malaysia pekan ini. Ia diperkirakan baru kembali pekan depan.
"Sejauh yang saya sadari dia belum didekati polisi. Kami akan mematuhi segala hal yang diperlukan polisi," ungkapnya.
Mahathir dan Najib pernah menjadi sekutu, keduanya merupakan anggota partai politik yang memimpin koalisi sejak kemerdekaan negara tersebut. Penentangan Mahathir pada perdana menteri belum pernah terjadi sebelumnya di Malaysia.
Sementara itu, sumber yang dekat dengan pemerintah mengatakan sejumlah orang diduga akan ditangkap berkaitan dengan reli. Penangkapan akan dilakukan dalam 24 jam ke depan.