Kamis 03 Sep 2015 17:58 WIB
PAN Gabung Pemerintahan

Kehadiran PAN Dinilai tak Menjamin Kestabilan Pemerintah

Rep: C94/ Red: Ilham
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan membuka acara launching rangkaian kegiatan HUT PAN ke-17 di Kantor DPP PAN Jalan Senopati, Jakarta, Kamis (23/7).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan membuka acara launching rangkaian kegiatan HUT PAN ke-17 di Kantor DPP PAN Jalan Senopati, Jakarta, Kamis (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) yang baru bergabung dengan pemerintah akan turut dalam berbagai kebijakan yang digagas pemerintah. Namun, kehadiran PAM dianggap belum menjamin kestabilan pemerintah.

"PAN bergabung dengan pemerintahan belum tentu menjamin kestabilan pemerintahan," kata Pengamat Politik Jayabaya, Lely Arianie saat dihubungi ROL, Kamis (3/9).

Meski demikian, kata Lely, bergabungnya PAN paling tidak bertambah dukungan politik terhadap pemerintah bertambah. Artinya, PAN turut dalam hal pemikiran politik untuk diarahkan pada berbagai kebijakan yang digagas pemerintah. Itu pun jika PAN memang bisa memberikan kontribusi.

Lely yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan PAN di Bengkulu tahun 1998 itu mengatakan, tradisi PAN yang terbiasa berkoalisi dengan pemerintah menjadi ruh dalam jalan politiknya. Itu dalam rangka membangun bangsa dan negara.

Karena itu, PAN sebenarnya berbeda dengan problem yang dihadapi partai lainnya, seperti Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan PDIP yang mengkultuskan individu. Jalan politik PAN agak mirip dengan Partai Golkar. "Saya yakin. Seperti Golkar pada akhir nanti-nya akan memilih jalan yang sama," ujarnya.

Lely berpendapat, alasan politik PAN yang diuraikan pendiri Amin Rais belum membuktikan sikap apa pun. Sejatinya, PAN ingin berpihak kepada keutuhan negara dan bangsa. Itu karena tanpa berkoalisi PAN juga dapat membantu pemerintah mencari jalan keluar permasalahan Indonesia.

Hanya saja, sebagian kecil atau sebagian besar anggota PAN bisa risih atas sumbangsih pikiran dan tindakan politik jika menjadi pelengkap penderita dalam negara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement