Sabtu 05 Sep 2015 21:55 WIB
pAN Gabung Pemerintahan

PPP: Pertentangan KIH-KMP Sudah Usang

Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy (kiri) dan Ketua DPC PPP sekaligus WalikotaTasikmalaya Budi Budiman (kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri acara silahturahmi seluruh DPC PPP se-Priangan Timur di Pendopo Lama, Tasi
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy (kiri) dan Ketua DPC PPP sekaligus WalikotaTasikmalaya Budi Budiman (kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri acara silahturahmi seluruh DPC PPP se-Priangan Timur di Pendopo Lama, Tasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai pertentangan antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) tidak layak lagi untuk dibicarakan.

"Jangan kita terus memperpanjang persoalan yang tidak lagi menjadi soal," kata Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya M Romahurmuziy usai pelantikan pengurus PPP Sumut di Medan, Sabtu (5/9), terkait bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dalam KIH.

Menurut dia, memperpanjang pertentangan KIH dengan KMP hanya akan memperburuk kinerja pemerintah dan DPR dalam memperbaiki perekonomian yang mengalami "sakit" secara regional.

Padahal, penggabungan kekuatan pemerintah dengan potensi yang ada di DPR sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai masalah bangsa Indonesia.

Karena itu, kata Romi, bergabungnya PAN tersebut layak disambut baik dan memastikannya sebagai pertanda tidak adanya pertentangan antara KMP dan KIH.

Bergabungnya PAN tersebut justru semakin memperkuat komitmen parpol yang mendukung kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

"Kekuatan mayoritas di DPR yang mendukung Presiden Joko Widodo sudah menemukan momentumnya untuk membenahi masalah bangsa," ujar Romahurmuziy.

Pada Rabu (2/9), PAN menyatakan bergabung sebagai partai pendukung pemerintah. Sebelumnya PAN merupakan partai yang masuk dalam jajaran KMP yang berada di luar pemerintahan Jokowi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement