REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menghadiri peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II yang diselenggarakan di Cina, Ahad (6/9). Peringatan besar-besaran ini dihadiri pula oleh Sekjen PBB dan 33 kepala negara/kepala pemerintah. Sedangkan peserta upacara diikuti oleh 17 negara antara lain, Afganistan, Belarus, Kamboja, Kuba, dan Rusia.
"Peringatan Perang Dunia II ini memberi pesan bahwa perang sudah tidak relevan lagi. Ini juga bukan cara yang tepat dan manusiawi untuk menyelesaikan pertikaian antar negara karena perang menimbulkan korban jiwa yang besar, harta benda, serta merusak lingkungan," kata Puan dalam siaran persnya, Ahad (6/9).
Biaya perang yang sangat mahal, kata dia, bisa digunakan untuk membangun kesejahteraan umat manusia. Bukan untuk menghancur kesejahteraan umat manusia yang sudah dibangun dengan susah payah.
Perdamaian dan pembangunan, ujar Puan, jadi kepentingan bersama secara global. Banyak pelajaran yang didapat dari peringatan ini, salah satunya masyarakat Cina dalam melakukan pekerjaan, mereka selalu bersungguh-sungguh, penuh disiplin.
Dalam penyelenggaraan kegiatan besar ini menunjukkan adanya koordinasi kesatuan komando serta gotong royong masyarakat. Dari upacara peringatan ini, terang Puan, dapat diambil nilai pembangunan karakter bangsa yang dapat dicontoh oleh bangsa Indonesia. Antara lain berbudaya disiplin, menghormati orang tua, rajin, bekerja keras, tidak suka mengeluh dengan keadaan dan orang lain, pantang menyerah dan gotong royong.
"Setiap anak sejak dini harus ditanamkan jiwa dan semangat nasionalisme, cinta, dan bela negara," ujar Puan.