Selasa 08 Sep 2015 13:23 WIB

SBY Berpidato Soal Pemimpin Indonesia yang Out of The Box

Rep: c07/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden RI Ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono di sambut mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) saat kedatangannya untuk memberikan kuliah umum bertajuk 'Pendidikan Kedamaian Untuk Memperkokoh Jati Diri Bangsa' di Gedung Gymnasium, Universitas Pendid
Foto: Republika/Edi Yusuf
Presiden RI Ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono di sambut mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) saat kedatangannya untuk memberikan kuliah umum bertajuk 'Pendidikan Kedamaian Untuk Memperkokoh Jati Diri Bangsa' di Gedung Gymnasium, Universitas Pendid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono menekankan pemenang dalam era globalisasi ini adalah mereka yang mampu memanfaatkan peluang dan berani menghadapi tantangan.

Memanfaatkan peluang itu adalah dengan penguasaan ilmu pengetahuam dan teknologi untuk pertahanan, kesejahteraan hidup, ketentraman dan kedamaian di negeri sendiri yang menjadi tujuan jangka panjang para pendiri Republik Indonesia.

"Menjadi bangsa yang besar juga harus bercita-cita besar dan berkarya besar," kata SBY dalam Presidential Lecture di Gedung Lemhannas, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (8/9).

Selain itu, sambung SBY, perubahan dapat dilakukan oleh para pemimpin yang berani mengubah keadaan dengan berpikir tidak seperti biasanya atau thinking out the box. SBY pun optimis dengan semangat yang tinggi bisa mewujudkan Indonesia dalam masa keemasan di akhir abad 21.  

"Negara maju is not option but choice. Failure is not an option, itulah patriot dan nasionalis sejati," ucapnya.

Menurut SBY untuk menju Indonesia yang maju harus bertransformasi dulu dalam hitungan dekade.  Agendanya secara fundamental, Indonesia harus berubah dari ototariat jadi demokrasi. Kemudian transformasi pembangunan yang di mana pada masa orde baru tersentralisasi di pusat pada saat ini Indonesia sudah menerapkan otonomi daerah.

Indonesia secara perlahan juga mulai menata perekonomian. Menurut SBY cara yang dilakukan adalah melakukan global outreach untuk kepentingan bangsa Indonesia bukan kepentingan bangsa lain. "Sekarang kita juga memperkenalkan sistem hukum sesuai dengan hukum yang berlaku," ucapnya.

Transformasi tersebutharus diterapkan dalam 30 tahun sampai 40 tahun ke depan. "Jangan kecil hati kita belum satu abad, jangan sakit hati generasi mendatang melakukan reformasi. Karena kehidupan bangsa dinamis adalah yang terus bergerak ke depan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement