Selasa 08 Sep 2015 15:21 WIB

Ahok Usul Dibubarkan, IPDN Masih Dibutuhkan

Rep: Dessy S Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Praja muda IPDN di Jatinangor, Bandung.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Praja muda IPDN di Jatinangor, Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengusulkan pembubaran Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) kepada Presiden Joko Widodo. Kendati demikian, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai IPDN masih diperlukan.

 

"Ya IPDN ini kan kita tetap perlu pendidikan birokrasi untuk pamong praja. Sekolah apa nanti kalau tidak ada sekolah pamongnya," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (8/9).

Pendidikan IPDN, kata dia, sangat penting untuk mencetak para birokrat seperti lurah dan camat. "Sama dengan insinyur ada pendidikan insinyur, ada pendidikan dokter. Ini kepemimpinan pamong praja itu kemendagri harus ada sekolahnya," tambah JK .

Terkait kasus kekerasan yang sering terjadi di lingkungan IPDN, Kalla mengatakan seharusnya unsur kekerasan tersebut yang dihilangkan, bukan institusinya. "Itu bukan IPDN nya dibubarin, ya kekerasannya yang harus dihilangkan," kata mantan ketua umum Partai Golkar tersebut.

Seperti diketahui, Ahok telah mengusulkan pembubaran Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) kepada Presiden Jokowi.

"Kemarin saya bilang ke Pak Jokowi, 'Pak, kalau bisa, IPDN bubarkan saja, Pak.' 'Untuk apa ada sekolah IPDN?' saya bilang. Kalau masuknya juga enggak jelas, gimana tesnya, lulusnya gimana, itu hanya pembekalan korps," kata Ahok.  

Diamengatakan, untuk mencetak PNS yang baik, IPDN tak perlu mendidik keras seperti dalam militer. Menurut dia, baik perusahaan swasta maupun TNI/Polri pun mampu menyediakan PNS yang baik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement