REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) tidak ingin mengaitkan kasus hadirnya dua pimpinan DPR, Setya Novanto dan Fadli Zon, dalam kampanye Donald Trump, sebagai upaya untuk menjatuhkan keduanya dari kursi pimpinan DPR. PAN menegaskan tidak menginginkan suasana politik semakin gaduh.
"Kasus itu terlalu jauh dikaitkan dengan pergantian kursi kepemimpinan, karena hanya akan menambah kegaduhan," ujar Sekjen PAN Eddy Soeparno, kepada Republika.co.id, Kamis (10/9).
Eddy melanjutkan, saat ini PAN mencoba suasana politik agar sejuk dan tidak gaduh. Dia hanya meminta kejelasan polemik Setya dan Fadli Zon di sela-sela kunjungan resmi dan jumlah rombongan yang berangkat.
Nantinya DPR RI akan memberikan penilaian terhadap penjelasan mereka. Pihaknya meminta kedua pimpinan DPR RI ini jangan divonis berlebih.