Jumat 11 Sep 2015 14:44 WIB

Jelang Pilkada, Pemerintah Bentuk Satgas Netralitas ASN

Rep: c 13/ Red: Indah Wulandari
Sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan tugas dinasnya di Balaikota, Jakarta, Rabu (22/7).  (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan tugas dinasnya di Balaikota, Jakarta, Rabu (22/7). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB) Yuddy Chrisnandi telah mengeluarkan Surat MenpanRB nomor B/2355/M.PANRB/07/2015 tentang Netralitas ASN dan Larangan Penggunaan Aset Pemerintah dalam Pemilihan Kepala Daerah Serentak.

Oleh karena itu, pemerintah pun membentuk Satuan Tugas (Satgas) yang akan mengawal netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Dalam jangka waktu dekat ini bisa terlaksana penandatanganannya,” ungkap Sekretaris KemenPAN RB, Dwi Wahyu Atmaji, Jumat (11/9).

Pembentukan satgas itu, ujarnya, untuk mengawal netralitas ASN. Satgas itu, kata dia, akan dibentuk setelah penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara MenpanRB dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

Menurut Atmaji, Satgas ini dikoordinasi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Sekjen Kemendagri) dan anggota Kepala Badan kepegawaian Negara (BKN). Kemudian, dikoordinasi juga oleh Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan pejabat KemenPANRB. 

Dalam Satgas itu, Atmaji juga menerangkan, Menkopolhukam juga akan menjadi Ketua Dewan Pengarah Satgas. Sementara MenPANRB, Mendagri, Menteri Sekretaris Negara, dan Sekretaris Kabinet menjadi anggota Dewan Pengarah.

Mengenai satgas itu, Pimpinan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nasrullah juga mengungkapkan apresiasinya. Ia menilai ini merupakan tanda keseriusan dalam menjaga netralitas ASN.

Langkah ini, kata dia, diperlukan untuk mengawasi ASN dalam aktivitas pilkada. Sehingga, dia melanjutkan, dapat memberikan sanksi tegas bila terbukti ada keterlibatan. 

Menurut dia, saat ini pemberian sanksi pada ASN hanya dianggap sebagai formalitas. Oleh karena itu, dia menegaskan, pembentukan Satgas bisa membuat sanksinya lebih efektif dan memberikan efek jera.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement