Selasa 15 Sep 2015 12:16 WIB

Dubes Singapura Ajak Indonesia Cari Solusi Kebakaran Hutan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ilham
 Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (kanan) menuliskan ucapan belasungkawa di dampingi Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar (tengah) saat melakukan kunjungannya di Kedutaan Besar Singapura, Jakarta, Kamis (26/3).
Foto: Antara/Teresia May
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (kanan) menuliskan ucapan belasungkawa di dampingi Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar (tengah) saat melakukan kunjungannya di Kedutaan Besar Singapura, Jakarta, Kamis (26/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kebakaran hutan yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia harus segera dicarikan solusinya. Menurut Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar, kebakaran hutan merupakan satu masalah yang harus dihadapi semua negara.

"Itu masalah lingkungan hidup, ekonomi, kesehatan, kita semua harus kerja sama untuk mencari solusi secepatnya," ujar Anil kepada wartawan usai Bertemu dengan Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar di Gedung Sate Selasa, (15/9).

Menurut Anil, dampak kebakaran hutan itu bukan untuk satu negara, tapi untuk semua. Ia yakin, kalau kita tidak saling tuding, tak akan ada masalah lain. Dalam semangat kerja sama, semua bisa mencari solusi dengan baik.

"Kami sudah tawarkan untuk pesawat, maupun keahlian kami dari dulu, bukan hanya sekarang, hampir 20 tahun. Setiap tahun kami," katanya.

Anil menilai, yang penting nantinya semua harus mencari solusi yang lasting (solusi jangka panjang). Jadi, bukan solusi sementara agar masalah ini tak muncul lagi atau dikontrol. "Saya kira bukan hanya menganggu Singapura, tapi juga Malaysia, dan saya kira yang paling parah terkena dampaknya itu di Indonesia sendiri, di daerah-daerah," katanya.

Menurut Anil, masyarakat di Indonesia menderita karena kebakaran hutan. Berarti, itu bukan masalah Singapura tapi masalah kita semua. Menurut dia, dua tahun lalu pun kebakaran hutan hampir sama seperti sekarang. "Berarti kita harus cari solusi jangka panjang," katanya.

Terkait penegakan hukum di Indonesia, Anil menilai, Indonesia yang tahu jawabannya. Sebagai tetangga dan sebagai negara mitra, Ia ingin kerja sama untuk mencari solusi jika ada perusahaan dari mana pun yang melanggar hukum harus dihukum.

"Sama sekali Singapura tak ada keinginan melindungi perusahaan yang bermarkas di Singapura," katanya.

Anil mengaku Singapura menghukum satu perusahaan karena melanggar lingkungan pada tahun lalu. "Kami sekarang mencoba kesempatan untuk kerja sama itu, saya baca pemerintah Indonesia akan berbagi dengan Singapura," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement