Jumat 18 Sep 2015 21:59 WIB

Pasukan Cendrawasih Tingkatkan Pengawasan di Perbatasan

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Ilham
Pasukan TNI di Papua, ilustrasi
Pasukan TNI di Papua, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cendrawasih, Letkol TNI Teguh Puji Rahardjo mengungkapkan, selama ini para personel TNI di pos-pos perbatasan sudah melakukan patroli keamanan. Namun, karena adanya insiden penculikan dua sandera, seluruh aparat keamanan, termasuk para personil TNI dan Kepolisian akan meningkatkan kewaspadaan.

''Tentu kami bisa memperbanyak patroli-patroli di sekitar perbatasan,'' ujar Teguh saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (18/9).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, salah satu langkah pencegahan agar peristiwa penculikan tidak terjadi lagi adalah dengan adanya peningkatan penjagaan di sekitar wilayah tersebut. ''Peningkatan (penjagaan) di perbatasan, saya kira yess. Tapi yang paling penting, Presiden sudah menyampaikan apresiasi kepada pemerintah PNG,'' kata Luhut.

Teguh menjelaskan, dalam teknis pelaksanaan patroli, prajurit melakukan secara berkala setiap harinya. Namun, memang jam-jam patroli itu bisa berubah tiap hari agar tidak bisa terbaca oleh yang berniat melakukan tindakan pelanggaran hukum di wilayah itu.

Namun, Kapendam mengakui, salah satu kendala dalam pelaksanaan patroli itu adalah beratnyua medan dan perubahan cuaca yang cukup ekstrim di Papua. Medan berupa hutan lebat dan jalan yang belum bisa dilalui kendaraan dianggap cukup menyulitkan. Pun dengan kondisi cuaca.

''Jadi tidak seperti di Jawa. Kalau di sini, siangnya panas, tiba-tiba sorenya bisa berubah menjadi hujan lebat. Tapi, kami sudah dan akan terus melakukan patroli demi menjaga keamanan masyarakat, karena itu sudah menjadi tugas kami,'' tutur Kapendam.

Lebih lanjut, Teguh menghimbau kepada masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah perbatasan untuk tidak takut dalam melakukan kegiatan rutin harian mereka. Terlebih dengan adanya insiden penculikan dua WNI tersebut. ''Jangan nanti malah mengganggu kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat yang sudah berjalan,'' ujar Teguh.

Dua WNI yang diculik oleh kelompok bersenjata di sekitar perbatasan RI-PNG akhirnya berhasil dibebaskan oleh tentara Papua Nugini (PNG Army) pada Kamis (17/9) malam waktu setempat. Keduanya adalah Sudirman dan Badar dan sudah kembali pada keluarganya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement