REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dinilai memiliki popularitas sangat tinggi. Hal itu menjadi modal besar untuk memuluskan langkahnya kembali menduduki kursi DKI 1. Ketua Pusat Data Bersatu (PDB), Didik J. Rachbini menilai, Ahok berpeluang besar menduduki kursi DKI 1 kalau dalam pilkada serentak 2017 nanti, muncul banyak calon.
“Kalau calonnya banyak, kemungkinan menang besar, tapi kalau ‘head to head’ kelemahannya bisa dieksploitasi, itu bisa kalah,” kata dia pada Republika, Senin (21/9).
Didik menambahkan, kalau di pilkada nanti calon Gubernur yang maju lebih dari 3, maka Ahok akan dominan. Namun, memang masih ada peluang, bagi calonnya untuk memaksa head to head dengan dua putaran. Sebab, di Jakarta kemenangan sebagai Gubernur dapat dilegitimasi setelah menang 50 persen plus 1.
Menurut survei PDB, kekuatan Ahok paling utama karena dia populer sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tingkat popularitas Ahok sebagai Gubernur sebesar 99 persen, atau hampir 100 persen. Artinya, dia sangat dikenal oleh seluruh masyarakat.
Ahok juga dinilai terkenal sebagai Gubernur yang ‘nothing to lose’ atas kebijakan-kebijakan yang diambilnya. Hal itulah yang membuat dia blak-blakan sebagai Gubernur. Ahok juga memiliki jaringan anak muda ‘cyber’ yang banyak, serta memerhatikan hal kecil misalnya umroh untuk marbot masjid di DKI, dan memerhatikan Karang Taruna.
Di sisi lain, kelamahan Ahok yang paling tidak disukai adalah sering berkata kasar. Hal ini dianggap sebagai budaya ekstra luar dari budaya ketimuran. Hal ini dinilai membuat apa yang diucapkan Ahok kontra produktif. Namun, bagi sebagian anak muda, hal ini masih dimaklumi dengan apa yang dilakukan Ahok.
Menurut Didik, calon Gubernur yang dapat menyaingi Ahok adalah Tri Rismaharini (Walikota Surabaya) dan Ridwan Kamil (Walikota Bandung). Namun, saat ini mulai muncul calon potensial yang dapat menjadi lawan Ahok di DKI 1. Yaitu, Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno memiliki peluang untuk menjadi lawan berat Ahok. Meskipun, saat ini survei Sandiaga Uno masih rendah dibawah Ahok. “Sandiaga Uno peluangnya ada, dia didukung partai besar, Gerindra nomor dua di Jakarta, dia bisa jadi kuda hitam,” imbuh Didik.
Didik menambahkan, memang saat ini popularitas Sandiaga Uno belum terlihat. Hal itu baru bisa dilihat setahun kedepan. Yang pasti, politikus Gerindra itu memiliki modal besar untuk menjadi lawan Ahok di DKI 1.