Rabu 23 Sep 2015 15:14 WIB
Adnan Buyung Meninggal

Ketua KPU: Kepergian Adnan Buyung Kesedihan Kita Semua

Rep: C25/ Red: Bayu Hermawan
Suasana duka kediaman Pengacara Senior Adnan Buyung Nasution di Jalan Poncol Lestari, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (23/9).Rakhmawaty La'lang/Republika
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Suasana duka kediaman Pengacara Senior Adnan Buyung Nasution di Jalan Poncol Lestari, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (23/9).Rakhmawaty La'lang/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum, Husni Kamil Malik mengatakan wafatnya Adnan Buyung Nasution merupakan kesedihan mendalam bagi keluarga KPU. Selain tokoh nasional, Adnan juga pernah menjadi Wakil Ketua KPU dari 1999 sampai 2001.

Husni menuturkan kalau semasa hidup, Adnan juga terus mendedikasikan hidup untuk Pemilihan Umum. Ia menjelaskan pada tahun 2014, Adnan juga memberikan pendampingan kepada KPU, baik dalam pemilihan legislatif ataupun presiden.

Dari kinerja yang ditunjukkan Adnan dan tim itulah, Komisi Pemilihan Umum dapat mempertanggung jawabkan proses Pemilihan Umum yang telah dilakukan. Maka itu, ia menyebut kepergian Adnan merupakan kehilangan yang mendalam bagi keluarga besar KPU.

"Kepergian beliau kesedihan bagi kita semua," kata Husni saat ditemui di rumah duka, Rabu (23/9).

Husni sendiri mengaku sudah lama tidak bertemu langsung dengan almarhum Adnan Buyung. Pertemuan terakhirnya dengan pengacara kondang tersebut, terang Husni,  terjadi sekitar satu tahun yang lalu. Namun, beberapa bulan yang lalu Adnan sempat mengirimkan pesan kepada Husni, terkait penyelesaian sengketa Pemilihan Kepala Daerah, yang sempat melilit KPU.

Ia juga menambahkan Adnan merupakan sosok yang sangat perhatian, khususnya kepada penegakan hukum yang ada di Indonesia. Sempat ada pesan yang dititipkan Adnan, tutur Husni, agar ia membuat buku yang berisi pengalaman Komisi Pemilihan Umum, ketika menghadapi sengketa Pemilihan Kepala Daerah lalu.

Adnan Buyung Nasution sendiri meninggal pada hari Rabu pukul 10.15 di Rumah Sakit Pondok Indah. Adnan meninggal karena penyakit ginjalnyang ia derita, yang memang membuat almarhum harus melakukan cuci darah berulang kali. Almarhum meninggalkan seorang istri dan empat orang anak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement