Sabtu 26 Sep 2015 18:27 WIB

Warga Kampung Pulo dan Bukit Duri Dilatih Membuat Jamu

Rep: C21/ Red: Bayu Hermawan
Para pedagang jamu melayani konsumen (ilustrasi)
Para pedagang jamu melayani konsumen (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatihan membuat jamu tradisional dilakukan Jamu Jago dengan kerjasama dengan Ciliwung Merdeka. Adapun warga yang mengikuti kegiatan sekitar 35 orang dari Kampung Pulo dan Bukit Duri.

Direktur Jamu Jago, Jaya Suprana mengatakan tujuan pelatihan agar warga dapat melakukan usaha mandiri. Salah satunya adalah dengan membuat dan menjual jamu.

"Karena jamu tumbuhnya dari rakyat. Jamu salah satu ekonomi kerakyatan," ujarnya, Sabtu (26/9).

Menurutnya bantuan awal hanya berupa modal fisik. Bantuan awal tersebut berupa gerobak, keranjang, botol, selendang dan stok produk jamu yang wajar. Dia menuturkan bentuk bantuan bukan berupa uang.

Jaya mengaku mengadakan pelatihan jamu, dikarenakan dirinya pengusaha jamu. Pemberian modal sendiri bukan berupa pinjaman, namun pemberian. Selain itu, pemberian tidak dalam bentuk uang.

Untuk penerima bantuan pertama sendiri sekitar 31 orang. Dia berharap pengusaha lain tidak boleh kalah untuk membantu rakyat dengan melakukan pelatihan usaha mandiri seperti ini. Bantuan sendiri belum dapat dihitung berapa jumlahnya.

Dengan bantuan ini dia tidak ingin berurusan terkait penggusuran. Sebab tujuan utama hanya pembinaan membantu masyarakat dengan pelatihan usaha mandiri.

Kemudian menurut Ketua Ciliwung Merdeka, Sandiawan, tentu saja mereka akan dilihat kelayakan untuk mendapatkan bantuan tersebut atau tidak. Dia akan memilih yang mempunyai keterampilan, kemauan dan motivasi.

"Pelatihan sendiri akan dilakukan bertahap, bisa setiap minggu," katanya.

Salah satu, penanggung jawab pelatihan, Eva Ratna Wulan mengatakan untuk membuat ramuan jamu gendong hanya dibutuhkan waktu sekitar seminggu. Karena proses pembuatannya terbilang mudah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement