REPUBLIKA.CO.ID, KUNDUZ -- Pemerintah Afghanistan memobilisasi bantuan militer untuk melakukan serangan balasan mengambil kembali Kunduz dari militan Taliban, Selasa (29/9). Serangan juga melibatkan bantuan dari AS.
Kolonel Angkatan Darat AS Brian Tribus yang juga juru bicara misi AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan mengatakan, serangan dilakukan untuk menghilangkan ancaman kekuatan Taliban.
Setidaknya satu tentara pemerintah tewas dan seorang lainnya terluka selama pertempuran.
Anggota Taliban merebut Kota Kunduz pada Senin (28/9). Wakil menteri dalam negeri Afghanistan Ayoub Salangi mengatakan, pasukan keamanan siap merebut kembali Kunduz. Ia juga berjanji untuk menyelidiki bagaimana Taliban berhasil bisa merebut kota ini untuk pertama kalinya dalam 14 tahun terakhir.
Jatuhnya Kunduz di tangan Taliban membuat warga panik dan melarikan diri. Tak hanya itu, anggota Taliban dilaporkan membebaskan hampir 600 tahanan, termasuk mantan anggota Taliban.
"Pada pukul 11.30 pada hari Selasa, rumah sakit di provinsi Kunduz telah menerima 16 korban jiwa dan 172 luka-luka," kata seorang juru bicara kementerian kesehatan Afghanistan Wahidullah Mayar seperti dikutip dari laman Aljazirah, Selasa (29/9). Ini menjadi pukulan besar bagi pasukan keamanan NATO.