REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Kaukus Perempuan Muda Nahdatul Ulama, Susianah Affandy mengatakan, selama ini banyak orang salah kaprah dalam memaknai kalimat bahaya laten PKI. Padahal kata 'laten' itu ada dalam istilah sosiologi fungsionalis struktural untuk menyebut fungsi laten, yakni fungsi tersembunyi.
Bagaimana ada bahaya tersembunyi (laten) jika wujudnya nyatanya saja tidak ada. "Saya yakin sulit untuk membangkitkan kekuatan PKI di alam nyata di bumi Indonesia," katanya, Kamis, (1/10).
Alasannya pertama, generasi pelopor PKI sudah banyak yang mati, kalaupun ada usianya sudah 87 tahun ke atas. Kedua, sentrum gerakan komunis internasional juga sudah melemah, bahkan sistemnya sudah hancur.
Ketiga, terang Susianah, ideologi PKI jelas tidak mengakui agama. Itu bertentangan dengan Pancasila, yaitu sila pertama. "Artinya kehadiran ideologi PKI akan mendapat pertentangan keras dan perlawanan dari semua elemen. Sebab kalau PKI ada, sama dengan mengganti dasar negara Pancasila."
Saat ini terlihat militer enggan untuk rekonsiliasi. Sebab dalam rekonsiliasi, salah satu prasyaratnya adalah adanya keterbukaan soal pelanggaran berat paska G 30 S PKI. Inilah mengapa Indonesia sampai saat ini tidak mau meratifikasi statuta Roma terkait Pelanggaran HAM.