REPUBLIKA.CO.ID, Film terbaru karya Sutradara Anggy Umbara bertemakan laga futuristik Indonesia pada 2036, "3 ", akan didaftarkan pada ajang Los Angeles Indonesian Film Festival 2015.
"Alhamdulillah kemarin di Balinale responnya positif dan ke depan paling kami akan ikut (daftar) di FFI sama Los Angeles Indonesian Film Festival," kata produser "3" Arie Untung, usai nonton bareng film ini di Bandung, semalam (1/10).
Menurut dia, respon positif saat diputar perdana di Balinale Film Festival 2015 adalah penghargaan yang sangat berarti baginya.
"Kemarin itu, ada salah satu pekerja dari Universal Studio yang kagum karena dengan bujet yang ada dan waktu syuting cuma 26 tapi hasilnya, Alhamdulillah mereka suka. Ini buat kami penghargaan yang tidak bisa dinilai lah," kata Arie.
Ia mengakui keputusannya menjadi produser film adalah langkah berani, terlebih selama ini belum ada film Indonesia yang mengangkat tema laga futuristik. "Ini bisa dikatakan film pertama ini yang bercerita tentang masyarakat Indonesia masa depan yang distopia dengan jalinan cerita penuh konspirasi dan drama serta eksyen. Kami mencoba masuk ke genre yang orang lain belum main," kata dia.
Suami dari presenter infotainment Fenita Ari ini berharap bisa diterima penikmat film Tanah Air dan menjadi pintu masuk untuk film bertemakan futuristik di Indonesia.
"3" adalah film laga berlatar Indonesia 2036 ketika tiga sahabat Alif (Cornelio Sunny), Lam (Abimana Aryasatya) dan Mim (Agus Kuncoro) berpisah jalan saat mereka dewasa. Alif, Lam, dan Mim menghadapi konflik demi mempertahankan kebenaran yang diyakini mereka masing-masing.
"Melihat permasalahan dari tiga kacamata yang berbeda. Dilema antara kebaikan versus kebenaran," kata sutradara Anggy Umbara yang juga membuat film "Comic 8". Anggy mengatakan ide film yang mulai memasuki masa produksi Maret lalu itu berasal dari mimpi.
"Proyek ini salah satu mimpi saya. Ide ini pun dari mimpi, seru juga kalau dikembangkan," kata Anggy. Film keluaran MVP Pictures ini menampilkan Prisia Nasution, Tika Bravani, Donny Alamsyah dan Piet Pagau.