REPUBLIKA.CO.ID,SAMPANG -- Ratusan santri mengamankan rumah Ketua DPRD Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Imam Ubaidillah, Jumat (2/10) karena teror ancaman pembunuhan yang disampaikan orang tak dikenal kepada pimpinan lembaga legislatif itu, akhir-akhir ini.
"Mereka (para santri) ini datang sendiri ke rumah kami, karena tidak terima dengan teror ancaman pembunuhan," kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Dalam keterangan pers kepada media, Imam menjelaskan, ancaman teror pembunuhan melalui saluran telepon kepada dirinya itu disampaikan oleh penelepon bersuara laki-laki.
Namun, ia mengaku tidak kenal dengan pria yang mengancam dirinya. Hanya saja, ia tidak menjelaskan secara detail bentuk ancaman yang disampaikan penelepon gelap itu.
Imam yang juga pengasuh Pondok Pesantren di Desa Kembang Jeruk, Kecamatan Banyuates, Sampang, ini mengaku dirinya sebenarnya tidak gentar dengan ancaman itu.
Ia juga menduga teror yang disampaikan penelepon gelap yang mengancam hendak membunuh dirinya itu sengaja dilakukan untuk menciptakan situasi Kabupaten Sampang memanas, karena sebentar lagi akan digelar pemilihan kepala desa serentak.
Menurut dia, keberadaan ratusan santri dan alumni pondok pesantren yang dipimpinnya untuk mengamankan rumah kediamannya itu atas keinginan mereka sendiri, setelah mendengar aksi teror pembunuhan yang diterima dirinya.
Tidak hanya santri, alumni juga banyak yang berjaga-jaga di rumah Ketua DPRD yang juga tokoh agama itu.
"Jadi, yang berjaga-jaga alumni pondok pesantren juga. Mereka langsung datang ke rumah kami, tanpa dikomando," katanya.
Meski kiai politikus ini mengaku sering diteror, namun hingga kini Imam belum melaporkan kasus ancaman pembunuhan pada dirinya itu ke petugas Polres Sampang.