REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Sebelum menjadi Kepala Desa Selok Awar-Awar, Hariyono, tersangka kasus pembunuhan Salim Kancil ternyata seorang penadah motor curian. Cerita tersebut diperoleh Republika dari seorang warga yang pernah bekerja dengan Hariyono.
“Dulu, ya kerjanya dagang motor blongan (bodong). Dulu orang enggak punya dia. Kerjanya bisnis sepeda bodong yang enggak ada surat-suratnya,” ujar sumber yang enggan menyebutkan namanya itu.
Menurut si sumber, ia bekerja dengan Hariyono kurang lebih tiga bulan sekitar tahun 2002. “Tidurnya dulu kita di Dukuh Pakis, kadang kita ke (Desa) Pasirian. Biasanya ada orang yang anter motor (bodong),” kata dia.
Motor bodong itu, menurut si sumber, dijual Hariyono dengan selisih keuntungan Rp 200 hingga Rp 300 ribu. “Tapi saya berhenti, karena takut,” kata dia.
Cerita bisnis motor bodong Kades Hariyono dibenarkan oleh Mul, warga penolak tambang yang juga masih punya ikatan saudara dengan sang Kades.