REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Aktivis Laskar Hijau Jawa Timur, A'ak Abdullah mengungkapkan, praktek penambangan pasir ilegal di sekitar Lumajang, Jawa Timur, sudah mulai terjadi sejak 2011.
"Untuk di pesisir selatan itu kisarannya pada tahun 2011 sudah mulai ramai," kata A'ak dalam suatu program di stasiun televisi swasta.
Tidak hanya itu, berdasarkan penelusuran LSM Laskar Hijau, praktek penambangan pasir ilegal itu banyak melibatkan penguasa-penguasa setempat, termasuk tokoh-tokoh berpengaruh di wilayah tersebut. Hal itulah yang menjadi alasan praktik penambangan pasir ilegal masih terus berlangsung dan sulit dihentikan.
Tak hanya aktivitas ilegal pertambangan yang tak kunjung berhenti, tetapi A'ak pun menyebut, kekerasan yang menimpa Salim Kancil dan Tosan bukanlah insiden pertama yang terjadi terhadap aktivis lingkungan yang menolak penambangan pasir.
Menurut A'ak, beberapa bulan sebelum kejadian terbunuhnya Salim Kancil, sempat terjadi kekerasan berupa pembacokan terhadap aktivis lingkungan di daerah lain. Namun, beruntung insiden ini tidak menimbulkan korban jiwa.
Kendati begitu, A'ak menilai, kondisi seharusnya sudah bisa menjadi perhatian kepolisian. Ia juga meyakini aktor intelektual pembunuhan Salim Kancil tak hanya Kepala Desa, Haryono yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.