REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Calon bupati Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) Abdul Khayir telah kembali ke Tanah Air setelah menunaikan ibadah haji. Dia pun menceritakan pengalamannya selama di Tanah Suci.
Calon bupati nomor urut 1 ini mengaku selalu memanjatkan doa untuk masyarakat Bima selama di Tanah Suci. Bahkan, dia kerap mengajak jamaah haji asal Bima untuk berdoa untuk kesejahteraan masyarakat Bima. "Semakin banyak yang berdoa semakin baik. Semoga doanya dikabulkan," ujar calon bupati Bima dari jalur perseorangan yang diusung warga Bima lewat 44.027 dukungan KTP ini, Rabu (7/10).
Dia berharap, Bima semakin sejahtera ke depannya. Bahkan, secara khusus dia berharap agar pelaksanaan Pilkada Bima dapat berjalan dengan lancar, aman, dan damai. "Sehingga melahirkan pemimpin yang memang dikehendaki oleh rakyat," ujarnya.
Selama di Tanah Suci, Khayir rela tidak ikut dalam sejumlah jadwal kampanye. "Jika menurut perhitungan manusia, meninggalkan jadwal kampanye mungkin rugi, tapi menurut perhitungan Allah SWT mungkin tidak seperti itu," ujarnya.
Meskipun masih dalam masa kampanye, calon bupati Bima Abdul Khayir memilih berangkat ke tanah suci tahun ini sesuai dengan jadwal yang telah diberikan Pemerintah RI. Keberangkatan Khayir ke Tanah Suci juga telah mendapat restu para kiai dan alim ulama setempat. Bahkan sebelum berangkat menuju bandara, tokoh agama dan para orang tua mendoakannya agar kembali ke Tanah Air dengan selamat dan menjadi haji mabrur. "Alhamdulillah saya dipanggil tahun ini ke Tanah Suci, kebetulan bersamaan dengan agenda pilkada," kata Khayir.
Bagi Khayir yang besar dari lingkungan keluarga petani, menunaikan Rukun Islam kelima itu merupakan impian semua masyarakat Bima. Bahkan, sama seperti jemaah haji lainnya, calon bupati nomor urut 1 ini menyisihkan penghasilannya untuk bisa ke Tanah Suci selama puluhan tahun. Rakyat Bima mengenal sosok Abdul Khayir yang berlatarbelakang anak petani.