Kamis 08 Oct 2015 10:20 WIB

'Pemerintah Lalai Lindungi Warga dari Bahaya Kabut Asap'

Kabut asap di kota Pekanbaru
Kabut asap di kota Pekanbaru

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Traffic Watch (ITW) prihatin dengan semakin parahnya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

ITW mendesak pemerintah untuk segera mengatasi asap yang hampir sebulan lebih menyelimuti sejumlah kota di Sumatra, khususnya  Pekanbaru, Riau.

"Selain mengancam kesehatan dan aktifitas warga, juga potensi menimbulkan terjadinya kecelakaan di jalan raya," ujar Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan.

Menurut dia, pemerintah kurang serius menanggulangi masalah asap yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra. Sebaiknya, kondisi seperti yang terjadi saat ini sudah harus menjadi bencana nasional.

Ia melanjutkan, anehnya pemerintah pusat terkesan membiarkan pemerintah daerah untuk menanggulangi masalah asap tersebut.

Sehingga kondisi alam akibat asap kian memburuk, bahkan sudah membahayakan terhadap kesehatan dan keamanan lalu lintas di jalan raya maupun penerbangan.

Jika asap akibat kebakaran hutan di Sumatra tidak segera ditanggulangi, artinya pemerintah telah lalai melindungi warganya dari ancaman kesehatan maupun keselamatan saat berlalu lintas di jalan raya.

"Jika asap tidak segera diatasi, sangat potensi menjadi ancaman bagi para pengguna jalan raya, bahkan memicu terjadinya kecelakaan, sebab jarak pandang sudah sangat dekat," katanya menegaskan.

Edison menambahkan, ITW menerima keluhan masyarakat, khususnya kota Pekanbaru bahwa asap sudah menjadi ancaman bagi para pengendara di jalan raya. Untuk itu, pihaknya mendesak pemerintah agar tidak membiarkan warganya menjadi korban akibat kepulan asap di sejumlah kota di Sumatra.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement