Jumat 09 Oct 2015 17:39 WIB

Waduh, Remaja Disebut Rentan Terkena Gangguan Jiwa

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Remaja membutuhkan pengakuan dari lingkungannya untuk merasa diterima dan lebih menonjol diantara teman sebayanya.
Foto: Antara
Remaja membutuhkan pengakuan dari lingkungannya untuk merasa diterima dan lebih menonjol diantara teman sebayanya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Eka Fiora mengatakan, masyarakat sering kurang paham dengan masalah kesehatan jiwa.

"Masyarakat sering mengaitkan gangguan jiwa dengan hal-hal supranatural. Padahal gangguan jiwa tak terkait dengan hal-hal supranatural tapi merupakan penyakit jiwa yang bisa diobati," ujar dia, Jumat, (9/10).

Remaja, ujar Eka, merupakan kelompok yang rentan terkena gangguan jiwa. Remaja sering tak stabil sehingga mereka mudah terpengaruh miras, narkoba, tawuran, dan hal-hal negatif lainnya. Gangguan jiwa ini bisa dicegah sedini mungkin.

Misalnya, kata dia, pasangan yang akan menikah diberi konseling bagaimana mendidik anak-anaknya kelak dengan baik. Ini perlu dilakukan agar anaknya punya mental yang kuat, tak mudah terpengaruh dan jiwanya sehat.

Dalam menangani gangguan jiwa, terang Eka, pemerintah sudah mewajibkan agar setiap puskesmas memiliki pelayanan kesehatan jiwa. "Tak ada alasan bagi puskesmas untuk menilai kesehatan jiwa bukan prioritas lagi," ungkap dia.

Apalagi saat ini aturannya sudah ada. Justru seharusnya pelayanan kesehatan jiwa harus lebih ditingkatkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement