REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron menilai kebakaran hutan tahun ini masuk ke dalam kejadian yang luar biasa. Untuk itu, penangannya pun harus luar biasa oleh pemerintah.
"Indikasinya sudah masuk kategori luar biasa," ucapnya saat acara talkshow bertemakan 'Asap Makin Pekat, Pembakar Kita Sikat' di Jakarta, Sabtu (10/10).
Berdasarkan data terakhir yang diterima Komisi IV DPR, Herman mengungkapkan hutan terbakar di seluruh Indonesia sudah mencapai 1,7 juta hektare. Ia menjelaskan, pada umumnya Pulau Kalimantan memiliki luasan hutan sebanyak 770 ribu hektare.
Dari jumlah itu, sekitar 277 ribu hektare telah terbakar dan merupakan lahan gambut. Menurut Herman, wilayah terbesar yang terbakar di Kalimantan adalah Kalimantan Tengah. Provinsi ini harus kehilangan hutan seluas 442 ribu hektare.
Sementara di Sumatera, sebanyak 593 ribu hektare hutan telah terbakar. Sedangkan lahan gambut sendiri yang menghadapi nasib sama sebanyak 272 hektare.
Untuk lahan terbakar di Sumatera Selatan sekitar 221.704 hektare dan Riau dengan jumlah luas sebanyak 171.695 hektare.
Herman menerangkan alasan dirinya menyebut kebakaran hutan kali ini masuk ke ranah luar biasa. Ini karena luas hutan dan lahan gambut sangat besar dengan banyak provinsi yang mengalaminya.
Dampak kebakaran hutan ini juga telah dirasakan hingga mencapai negara lain seperti Thailand. Untuk itu, Herman menyatakan Komisi IV menganggap kejadian ini merupakan bencana nasional.
"Ini sudah termasuk bencana nasional. Kenapa? Ini karena konsekuensinya sudah masuk nasional," tegas politikus Demokrat itu.
Menurutnya kebakaran ini sudah melibatkan sumber daya nasional, karena itu pembiayaanya pun harus nasional. Herman berpendapat, kejadian memprihatinkan ini harus segera diantisipasi secepat mungkin.
Peristiwa ini jelas telah mendapat reaksi keras dari rakyat Indonesia. Hal ini disebabkan dampak yang dirasakan sudah multiaspek, yakni segi ekonomi yang ikut berhenti, pendidikan tidak berjalan, kesehatan yang telah mengakibatkan jutaan warga terkena penyakit dan sebagainya.