Rabu 14 Oct 2015 19:13 WIB
Insiden Aceh Singkil

Walubi: Agama tidak untuk Menang-Menangan

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Angga Indrawan
Mahasiswa asal Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, membawa poster dan spanduk saat berunjukrasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Selasa (13/10).
Foto: Antara/Ampelsa
Mahasiswa asal Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, membawa poster dan spanduk saat berunjukrasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Selasa (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Suhadi Sendjaja meminta seluruh pihak utamanya pemeluk agama di Indonesia meninggikan toleransi dan menghindari kekerasan. Sikap ini berkaitan dengan peristiwa pembakaran gereja di Aceh Singkil, Aceh pada Selasa (13/10) lalu. 

"Agama tidak untuk menang-menangan," ujar Suhadi dalam konferensi pers pernyataan sikap majelis-majelis agama di Kantor MUI, Jakarta pada Rabu (14/10).

Suhadi menyatakan, kemenangan dalam agama adalah ketika seseorang bisa mengendalikan dirinya sendiri. Suhadi pun mengimbau agar seluruh pihak tidak terprovokasi peristiwa di Aceh Singkil. Ia mengaku, tidak ada agama yang menyuruh umatnya untuk membuat konflik. 

Suhadi juga berpesan kepada umat Islam untuk mengayomi umat-umat beragama lain di Indonesia yang merupakan minoritas. "Bagi saya Islam ibarat saudara tua. Jadi Islam harus mengayomi yang lebih kecil," kata Suhadi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement