REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Sebuah firma Cina berencana memproduksi massal vaksin ebola, meski epidemi tersebut di Afrika Barat berangsur hilang.
Perusahaan swasta Tianjin CanSino Biotechnology Inc berinvestasi dua miliar yuan (315,14 juta dolar AS) untuk membangun fasilitas di Kota Tianjin untuk memproduksi vaksin.
Pejabat perusahaan tersebut mengatakan, Rabu (14/10), mengatakan fasilitas tersebut akan selesai pada 2017-1018. Namun, belum ada tanggal pasti kapan produksi vaksin dimulai.
Vaksin itu dikembangkan oleh Ilmu Medis Akademi Militer Cina. Cina menyetujui vaksin eksperimental itu untuk uji klinis Desember tahun lalu.
Kasus baru ebola menurun tajam tahun ini. Awal bulan ini tiga negara Afrika Barat mencatat tidak ada kasus baru dalam sepekan terakhir sejak wabah diumumkan pada Maret 2014.
Dunia telah memiliki satu vaksin ebola yang sukses. Produk Merck dan NewLink Genetics' terbukti 100 persne efektif dalam uji coba.