REPUBLIKA.CO.ID, ACEH SINGKIL -- Pangdam Iskandar Muda Mayjen Agus Kriswanto mempertanyakan alasan realistis pengungsian terkait insiden pembakaran undung-undung tempat ibadah Nasrani di Kabupaten Aceh Singkil.
Insiden itu mengakibatkan satu orang tewas ditembak, di samping telah menyebabkan satu unit tempat ibadah dilalap api. Pelaku penembakan diduga warga sipil yang memiliki senjata api secara ilegal.
Usai menghadiri rapat tertutup dengan para tokoh Muslim Aceh Singkil, Sabtu (17/10), dia mengungkapkan dugaan SMS provokatif di balik membludaknya arus pengungsi ke wilayah Sumatera Utara.
Dia menegaskan, warga di desa lokasi kejadian penembakan serta lokasi pembakaran tidak ada yang menjadi pengungsi. Yang banyak menjadi pengungsi, jelas dia, justru warga Kabupaten Aceh Singkil yang jauh dari kedua lokasi itu.
Agus bahkan menegaskan, jarak antara kediaman mayoritas pengungsi dan lokasi kejadian yakni rata-rata satu jam perjalanan. "Di lokasi pembakaran dan penembakan itu rakyatnya tidak mengungsi. Yang mengungsi malah yang jauh-jauh. Ini yang memberitakan," jelas Mayjen Agus Kriswanto di Kantor Kecamatan Gunung Meriah, Sabtu (17/10).
Berita yang dia maksud, yakni informasi simpang siur yang tersebar luas via SMS ke banyak warga Aceh Singkil, khususnya yang beragama Nasrani. SMS provokasi ini membuat mereka takut sehingga memilih hengkang sementara ke Sumatera Utara. "Ya mungkin ketakutan karena berita SMS kan simpang siur," ucap dia.