REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, peran Indonesia sebagai bangsa besar bisa ditemukan pada jalur perdagangan rempah-rempah yang pernah menjadi komoditas andalan Nusantara sejak zaman kerajaan maupun kesultanan.
"Kalau kita perhatikan, jalur perdagangan rempah itu hampir seluruhnya melewati laut. Karena itu kita bisa membaca pesan bahwa kejayaan itu diraih melalui penguasaan jalur maritim Nusantara," ujar Anies ketika membuka pameran Jalur Rempah: The Untold Story di Museum Nasional, Jakarta, Ahad (18/10).
Karena itu, lanjut Anies, kesadaran akan pentingnya laut dan maritim ini menjadi sangat penting untuk terus ditanamkan dalam pemikiran bangsa Indonesia. Hal itu bisa dilakukan dengan memunculkan kembali isu tersebut ke dalam ekspresi-ekspresi budaya Indonesia mulai dari sastra sampai seni.
Sebab menurut Mendikbud, imajinasi bangsa tentang laut dan maritim sudah lama kosong. "Saya rasa ini pesan yang perlu digaungkan terkait jalur rempah ini," kata Anies.
Kawasan Nusantara sendiri sudah sangat lama dikenal sebagai penghasil rempah dengan kualitas nomor wahid dan berharga mahal dan sangat terkenal di dunia. Pada tahun 400 Masehi, seorang sastrawan India bernama Kalidasa menyebut istilah Dvipantara sebagai kepulauan penghasil cengkih dalam kumpulan puisinya berjudul Raghuvamsa.
Para sejarawan memercayai Dvipantara adalah Nusantara atau Indonesia setelah merdeka. Rempah seperti cengkih dan pala termasuk komoditas yang sangat berharga dan nilainya lebih dari emas, seperti pernah ditulis oleh Jack Turner, yang mengutip katalog dari saudagar Italia Francesco Balducci Pegolotti.
Cengkih dan pala sendiri hanya tumbuh di daerah barat Halmahera, yaitu Tidore, Ternate, Moti, Makian dan Bacan. Selain itu, dua tanaman tersebut juga terdapat di Pulau Banda. Rempah-rempah dari Maluku kemudian diperdagangkan di Jawa dan Sumatra, yang membuat Kerajaan Sriwijaya hingga Banten menjadi pusat perdagangannya.
Komoditas ini kemudian terkenal ke seantero dunia karena bisa menyejahterakan para pedagang.
Seperti yang sudah diketahui bersama, pundi-pundi kekayaan dari rempah inilah yang membuat bangsa Eropa, termasuk Portugal, Spanyol dan Belanda masuk ke Nusantara dan memulai era kolonialisasi.