REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Fraksi Gerindra Muhammad Arif Priyo Susanto menyampaikan, anggota fraksinya di DPRD Sleman waswas untuk pergi ke kantor tempat mereka bekerja. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh aksi pemukulan yang sempat terjadi pada Arif kemarin (19/10).
“Anggota saya jadi takut mau ke kantor itu. Terutama yang perempuan,” katanya saat ditemui di kantor DPC Gerindra Sleman, Selasa (20/10). Menurutnya, aksi unjuk rasa kemarin sempat mengganggu kegiatan dewan dan memunculkan ketegangan di wilayah setempat.
Arif menuturkan, beberapa anggota fraksinya sempat menanyakan keamanan mereka ketika akan berangkat ke Kantor DPRD. Pasalnya, anggota fraksi takut kejadian pada Arif terulang pada diri mereka. Saat ini, Arif pun telah berusaha meyakinkan anggotanya bahwa keamanan mereka terjamin.
Atas kondisi tersebut, Perwakilan Divisi Hukum DPP DIY Gerindra, Haryanto meminta agar Polres Sleman melakukan pengamanan terhadap proses Pilkada yang sedang berjalan. “Terutama kami meminta agar Kapolres mengamankan aksi-aksi serupa yang kemungkinan bisa terjadi lagi,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, hingga hari ini sejumlah petugas keamanan seperti polisi dan Satpol PP masih berjaga di beberapa lokasi yang menjadi titik kumpul para pendemo tempo hari. Di antaranya, Kantor DPRD Sleman dan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman.
Meskipun terjadi kekerasan pada dirinya, Arif berjanji partai koalisi pendukung Yuni-Danang tidak akan melakukan tindakan balasan. “Kami ingin Pilkada ini berjalan lancar. Jadi kami akan bersikap kooperatif untuk sama-sama menyukseskan pemilihan bupati ini,” katanya.
Menurutnya, Gerindra sudah melakukan koordinasi dengan PDIP dan PKS untuk bersikap bijak dalam menghadapi situasi perpolitikan yang memanas. Pimpinan masing-masing partai sudah mengimbau agar kader atau simpatisannya tidak mudah terprovokasi, sehingga menimbulkan kegaduhan.
Terkait aksi beberapa orang yang mengaku sebagai anggota Partai Gerindra pada Demo Santun kemarin, Arif menegaskan mereka adalah oknum. Sebab sejak 15 Desember 2014 yang bersangkutan sudah dipecat dari kepengurusan partai.
Ia menyampaikan, sejak Pilpres tahun lalu ada empat pengurus anak cabang (PAC) yang diberhentikan dan diganti dengan struktur baru. Antara lain PAC Ngaglik, Kalasan, Depok, dan Berbah. Adapun 17 PAC se-Kabupaten Sleman sudah sepakat untuk mendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 2.
Sekertaris Jendral DPC Gerindra, Sarjito menuturkan kondisi saling klaim keanggotaan partai seperti yang dilakukan empat oknum pada aksi kemarin merupakan hal yang wajar. Terutama dalam pergolakan politik daerah sekarang. Maka itu pihaknya memilih bersikap bijak dalam menghadapi persoalan tersebut.
“Tapi jika kondisinya sudah memaksa, kami bisa lakukan upaya-upaya hukum yang sesuai regulasi untuk mengatasi hal ini. Saya yakin Gerindra Sleman sendiri masih solid hingga saat ini,” katanya.