REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kesedihan Abu Hurairah RA begitu mendalam. Sembari menangis ia pergi menemui Rasulullah SAW. Ia pun mengadukan kejadian yang baru saja dialami kepada sang Rasul. “Wahai Rasulullah SAW! Mohonkan kepada Allah agar Dia memberikan hidayah kepada ibuku,” pintanya kepada Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW memenuhi permintaan Abu Hurairah RA. Ia berdoa kepada Allah SWT agar Ummu Abu Hurairah RA diberi hidayah.
Mendengar itu, Abu Hurairah RA merasa lebih tenang. Ia kembali ke rumahnya dengan penuh suka cita. Ia tak sabar ingin mengabarkan kepada ibunya doa Rasulullah SAW tersebut.
Sampai di depan pintu, Abu Hurairah RA tertegun. Ia mendapati pintu terkunci rapat. Mendengar langkah kaki Abu Hurairah RA yang terhenti di depan pintu, ibunya berkata, “Wahai Abu Hurairah RA, tetaplah engkau di luar,” kata Umaimah.
Sejenak Abu Hurairah RA mendengar gemericik air. Tak lama kemudian, sang ibu pun membuka pintu. Ia tampak memakai baju dan kerudung. Tiba-tiba ia berkata, “Wahai Abu Hurairah RA! Asyhadu Allaa Ilaaha Illallah wa Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah,” ucapnya tanpa disangka-sangka.
Abu Hurairah RA serta merta mengucapkan takbir. Air matanya tak terbendung. Doa Rasulullah SAW begitu cepat terkabul.
Abu Hurairah RA kembali berlari kepada Rasulullah SAW sembari menangis. Kali ini air matanya menetes bahagia. Dengan wajah ceria, ia menceritakan perihal keislaman ibunya kepada Rasulullah SAW. Ia pun meminta agar Rasulullah SAW mendoakan ibunya kembali. Ia ingin ibunya selalu disayangi oleh setiap orang beriman.
“Wahai Allah! Jadikanlah hamba-Mu ini dan ibunya disayangi oleh setiap orang beriman, baik laki-laki maupun perempuan,” kata Nabi Muhammad SAW.
Doa itu pun terkabul. Ummu Abu Hurairah RA begitu disayangi oleh orang-orang di sekitarnya. Ia dikenal sebagai wanita yang dermawan dan murah hati.
Suatu hari Abu Hurairah RA duduk bersama Humaid bin Malik bin Khaitsam di Aqiq. Tiba-tiba, serombongan orang singgah di sana. Ia meminta Humaid datang kepada Umaimah dan menyampaikan salamnya. “Berikanlah kami makanan,” kata Abu Hurairah RA, ditirukan oleh Humaid ketika sampai di depan ibunya.
Ummu Abu Hurairah RA kemudian memberikan tiga buah roti, minyak, dan garam dalam sebuah mampan. Ia meletakkannya di atas kepala Humaid. Humaid pun mengantarkan makanan dari Umaimah kepada rombongan. Diletakkannya semua makanan tersebut di hadapan Abu Hurairah RA.
“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kita kenyang dengan makan roti, yang sebelumnya kita tidak punya makanan apa-apa kecuali aswadain, yaitu kurma dan air,” kata Abu Hurairah RA.