REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil muktamar Jakarta, Djan Faridz mengintruksikan pada seluruh pengurus PPP untuk terbuka pada kepengurusan hasil muktamar Surabaya pimpinan Romahurmuziy.
Djan meminta agar seluruh jajarannya tidak saling menyakiti. Terlebih, setelah Mahkamah Agung (MA) mengabulkan kasasi yang diajukan mantan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, Selasa (20/10) kemarin.
"Saya minta DPW, DPD, DPC buka pintu selebar-lebarnya untuk teman-teman," katanya saat pidato di acara konsolidasi nasional PPP di kantor DPP PPP Jalan Diponegoro, Jakarta, Kamis (22/10).
Djan menambahkan, putusan MA menguatkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yaitu membatalkan Surat Keputusan (SK) Pengesahan kepengurusan PPP hasil Muktamar Surabaya oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.
Namun, pasca putusan itu, perjuangan partai berlambang Ka’bah ini masih panjang. Sebab, seluruh kader PP harus disatukan. Penyatuan seluruh kader PPP dibutuhkan untuk memerjuangkan kepentingan umat Islam dan bangsa Indonesia.
Saat ini, kata Djan, masih ada tahap yang harus dilalui PPP agar memiliki keabsahan secara legal. Yaitu menunggu Menkumham membuat SK baru yang mengesahkan kepengurusan PPP hasil muktamar Jakarta.
Namun, Djan membantah dikumpulkannya seluruh kader PPP dalam acara konsolidasi nasional di kantor DPP ini untuk menyampaikan kemenangan di MA. Menurutnya, konsolidasi ini sebenarnya dilakukan untuk menyampaikan soal program bela negara yang digagas oleh Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu.
Djan juga meminta agar kubu Romahurmuziy segera bergabung dengan barisan PPP yang sah. Menurutnya, kalau memang niatnya untuk memajukan PPP dan membela kepentingan Islam, maka kubu Romi akan ikut bergabung denga kepengurusan hasil muktamar Jakarta. Djan dan seluruh jajaran pengurus muktamar Jakarta akan sangat terbuka menerima kader-kader hasil muktamar Surabaya.
"Kalau memang niatnya ungin memajukan PPP dan Islam, yuk kita gabung," tegasnya.