Selasa 27 Oct 2015 08:40 WIB

Formula Baru Upah Minimum Diklaim Mampu Lindungi Pekerja

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Buruh berdemo menolak upah murah
Foto: Republika.co.id
Buruh berdemo menolak upah murah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Formula upah minimum yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2015 tentang Pengupahan berlaku bagi pekerja atau buruh dengan masa kerja kurang dari satu tahun. Sedangkan upah bagi pekerja atau buruh dengan masa kerja satu tahun atau lebih dirundingkan secara bipartit antara pekerja dan pengusaha.

Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial (PHI dan Jamsos) Kemnaker Haiyani Rumondang mengatakan penerapan upah minimum melalui formula ini bertujuan menjaga agar upah tidak merosot atau jatuh di bawah standard. "Inilah bentuk kehadiran negara untuk melindungi para pekerja agar pekerja tidak dibayar dibawah upah minimum," ucap dalam siaran pers, Selasa (27/10).

Dia juga memastikan formula kenaikan upah yang diatur dalam PP pengupahan  ini memberi kepastian kenaikan upah setiap tahun bagi pekerja atau buruh serta kepastian besaran kenaikan upah tiap tahun. Fungsi upah minimum sebagai    jaring pengaman. "Dengan demikian, bagi yang telah bekerja lebih dari setahun diterapkan berdasarkan  struktur dan skala upah yang dirundingkan di perusahaan masing-masing," kata Haiyani.

Pemerintah mendorong ketentuan upah di atas upah minimum yang berlaku bagi pekerja di atas setahun harus dirundingkan kedua belah pihak. Oleh karena itu pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap berbagai dialog-dialog dan perundingan mengenai besaran upah yang dilaksanakan di tingkat perusahaan. "Kami juga minta agar serikat pekerja menambah kapasitasnya baik secara organisasi maupun secara anggota sehingga meningkatkan kemampuannya dalam berunding dengan pengusaha," ucapnya.

Penerapan formula ini sangat penting untuk menjaga dan memprediksi usaha. Intinya adalah untuk kelangsungan usaha sehingga para pengusaha bisa merencanakan biaya-biaya perusahaannya dalam waktu tertentu, itu yang dijadikan salah satu filosofinya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement