REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir memperpanjang masa darurat untuk tiga bulan ke depan dan diberlakukan di bagian Utara Sinai, Rabu (28/10). Hal tersebut sebagai upaya militer dalam operasi melawan pemberontakan militan.
Para militan telah membunuh ratusan tentara dan polisi di Sinai sejak pertengahan 2013 setelah penggulingan Presiden Mohamed Mursi oleh kepala kemudian militer Abdel Fattah al-Sisi.
Perpanjangan keadaan darurat diumumkan oleh Sisi dalam surat perintah pada Rabu dan akan diberlakukan di Rafah, al-Arish, Sheikh Zuweid dan sekitarnya. Perintah tersebut juga memperpanjang jam malam bagi penduduk.
Masa darurat pertama kali diperkenalkan tepat satu tahun yang lalu setelah 33 personel keamanan tewas dalam serangan di sebuah pos pemeriksaan di Sinai utara. Masa darurat diperpanjang lagi selama tiga bulan pada bulan Januari, April, dan Juli.
Serangan di Provinsi Sinai diklaim oleh kelompok yang terafiliasi Negara Islam Irak dan Suriah, yang sebelumnya berubah nama dari Ansar al-Maqdis Bayt. Kelompok bertujuan untuk menggulingkan pemerintah di Kairo dan memfokuskan target serangan di Sinai.