REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung terus melakukan mediasi antara pengendara ojek pangkalan (opang) dan pengendara ojek berbasis aplikasi, Gojek. Mediasi ini dilakukan sebagai buntut dari bentrokan yang terjadi antara pengendara opang dan Gojek beberapa waktu lalu di kawasan Manisi, Bandung.
Setelah menampung aspirasi para pengendara ojek pangkalan melalui Paguyuban Angkutan Roda Dua Bandung (PAB) pada Senin lalu, Polrestabes kini mengundang pengelola Gojek Bandung untuk duduk bersama.
Dalam kesempatan tersebut, Wakapolrestabes Bandung AKBP Gatot Sujono menyampaikan lima aspirasi dari PAB kepada pengelola Gojek Bandung.
Dalam pertemuan tersebut, kepolisian juga meminta agar pengelola Gojek Bandung dapat bekerjasama dalam menciptakan rasa kondusif bersama. Gatot meminta agar pengelola dan pengendara Gojek tidak mendirikan kamp-kamp khusus Gojek untuk menghindari timbulnya persepsi yang salah dari pengendara opang.
"Perekrutan Gojek juga diharapkan tidak sampai menyebabkan konflik," terang Gatot saat ditemui di Mapolrestabes Bandung pada Kamis (29/10).
Selain itu, Gatot juga menilai selama ini pengendara opang masih memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai kinerja Gojek. Oleh karena itu, Gatot mendorong agar pengelola Gojek dapat memberi informasi kepada opang bahwa Gojek tak hanya melayani antar penumpang, tetapi juga makanan dan barang
Ke depan, Gatot mengatakan Polrestabes Bandung akan berupaya untuk mempertemukan pengelola Gojek dan juga PAB yang membawahi opang. Dengan adanya pertemuan di antara kedua pihak, permasalahan dan pergesekan antara opang dan Gojek dapat segera terselesaikan. "Kita akan tentukan nanti waktunya, secepatnya," ungkap Gatot.