Rabu 04 Nov 2015 08:01 WIB

Kekeringan Masih Mengancam di Awal Tahun Depan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
 Petani sedang mengumpulkan padi yang mengalami kekeringan di Kampung Setu, Bekasi Barat, Kamis (30/7).  (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petani sedang mengumpulkan padi yang mengalami kekeringan di Kampung Setu, Bekasi Barat, Kamis (30/7). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan membuat petunjuk pelaksanaan regulasi dan tata kelola gambut pada November 2015. Aturan itu untuk mengantisipasi anomali cuaca peningkatan suhu permukaan Samudera Pasifik atau El Nino yang diprediksi menguat di Februari 2016. 

"Kalau dilihat dari perilaku alamnya, di minggu ketiga Februari cukup rawan, tapi kita telah lakukan antisipasi, kalau ada keluar api segera kita matikan," kata Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam rapat koordinasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Jakarta, Selasa (3/11). 

Risiko tertinggi dari El Nino 2016 yakni terjadi kebakaran hutan. Apalagi tingkat kekuatannya mencapai 2,8 derajat di atas rata-rata normal. 

Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono menyebut ancaman kebakaran hutan akibat El Nino akan berlangsung kembali pada Februari-April 2016. "Jadi November-Desember 2015 menjadi perhatian untuk menyelesaikan seluruh instrumen dan perangkat regulasi kebakaran lahan," katanya. 

Salah satu yang menjadi fokus penyelesaian yakni revisi UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pemerintah bersama pejabat daerah merumuskan petunjuk pelaksanaan dalam pembukaan lahan dengan cara membakar dan tata kelola gambut. Di antaranya dilakukan perumusan tambahan poin pada pasal 69 ayat 1. Dalam rumusan, diatur tata cara melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar boleh hingga batas dua hektare atas pertimbangan kearifan lokal. 

Poin tambahan terbaru juga dirumuskan moratorium pada lahan gambut, bukan hanya di lahan gambut primer tapi juga di lahan nonprimer. "Kita usulkan pula, dilarang membuat saluran drainase kanal pada lahan gambut, siapapun, kalau sudah itu namanya gambut tidak boleh dibakar," ujarnya.

Kepala Seksi Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kukuh Rubidianto mengungkapkan El Nino pada Februari hingga April 2015 merupakan lanjutan dari sebelumnya. "Itu bukan El Nino yang datang lagi, tapi adalah El Nino lanjutan dari El Nino saat ini," kata dia.

Berdasarkan pengamatan BMKG, El Nino lanjutan pada Februari 2016 diperkirakan menurun. Ia menerangkan, pada November 2015 hingga Januari 2016 masih terjadi anomali gelombang panas di Samudera Pasifik tengah dan timur. Hal tersebut diperkirakan masih berdampak pada Indonesia, tapi tidak terlalu kuat karena sudah masuk musim hujan dan banyak penguapan. Itu terjadi karena letak matahari berada di selatan khatulistiwa. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement