REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG -- Penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang memicu terjadinya kabut asap belum melibatkan perguruan tinggi.
Seperti di Sumatera Selatan (Sumsel), perguruan tinggi setempat, Universitas Sriwijaya (Unsri) tidak ikut terlibat.
“Pada saat kebakaran hutan dan lahan semakin marak, Unsri sampai hari ini belum ada dilibatkan atau terlibat secara langsung dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan termasuk penanganan dampak kabut asap,” kata Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unsri E.S. Halimi, Selasa (3/11).
selama ini dalam pembukaan perkebunan atau hutan tanaman industri dalam skala luas, perguruan tinggi hanya dilibatkan dalam penyusunan analisis mengendai dampak lingkungan (Amdal).
“Praktik dalam penyusunan Amdal tersebut yang biasanya dilakukan oleh lembaga konsultan yang melibatkan tenaga dari perguruan tinggi sebagai individu. Jadi bukan institusi atau perguruan tingginya yang dilibatkan,” ujar Halimi.
Ia menjelaskan, dari berbagai kajian disimpulkan pembakaran lahan yang terjadi di lahan gambut yang ditanami sawit memang memberikan dampak pada kerusakan lingkungan. Pemerintah Indonesia, ujarnya, harus lebih serius mencegah terjadi pembukaan lahan gambut dengan pemberian izin ke berbagai perusahaan. Baik perusahaan nasional atau pun perusahaan asing.
“Memang tidak dipungkiri, yang menikmati hutan Indonesia itu tidak sedikit adalah perusahaan asing,” ujarnya.