Jumat 06 Nov 2015 08:28 WIB

Fadli Zon: Jokowi Harus Miliki Kabinet yang Kuat

Wakil Ketua DPR Fadli Zon (tengah) dan Plt Ketua KPK Taufiequrachman Ruki (kiri), menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan di gedung KPK, Jakarta, Senin (12/10).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Wakil Ketua DPR Fadli Zon (tengah) dan Plt Ketua KPK Taufiequrachman Ruki (kiri), menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan di gedung KPK, Jakarta, Senin (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta Presiden Joko Widodo memperkuat kabinetnya, menyikapi beredarnya wacana perombakan kabinet kedua di pemerintahan Jokowi-JK.

"Perombakan kabinet merupakan hak prerogatif presiden. Namun kami sampaikan bahwa presiden harus memiliki tim yang kuat, diisi oleh ahli di bidangnya dan tidak memiliki beban politik," katanya di Gedung Nusantara III, Jakarta, Kamis (5/11).

Menurut Fadli, apabila kabinet kuat maka bisa membantu presiden dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan sehingga tidak ada kesan presiden bekerja sendirian. "Saat kami menyampaikan itu, beliau (Presiden Jokowi) hanya mengangguk saja. Saya hanya memberikan masukan," ujarnya.

Wakil Ketua Partai Gerindra itu mengatakan, saat pertemuan itu tidak spesifik dibicarakan bidang atau menteri mana yang harus diganti. Menurut dia, pertemuan dengan Presiden itu berbicara mengenai kinerja dan target yang ingin dicapai pemerintahan.

"Kami tidak membahas soal partai politik dan orang perorang. Kami ingin target pemerintahan tercapai sehingga diperlukan orang yang profesional," katanya.

Dia menegaskan, terkait kepentingan nasional, tidak ada istilah Koalisi Indonesia Hebat (KIH) atau Koalisi Merah Putih (KMP). Menurut dia, urusan kepentingan nasional semuanya harus bersatu dan tanpa ada sekat-sekat politik.

"Namun saya tegaskan bahwa sikap Gerindra tegas berada di luar pemerintahan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement