REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Puluhan personel polisi dengan dilengkapi senjata air soft gun dan gas air mata, mengawal truk sampah milik Pemprov DKI Jakarta menuju ke Tempat Pembuangan Sampah Terpatu (TPST) Bantar Gebang, Kota Bekasi, Sabtu (7/11).
Personel kepolisian itu dikerahkan guna mengantisipasi adanya penghadangan susulan truk sampah seperti Senin (2/11) lalu di perempatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota, Komisaris Hersiantony mengatakan, total ada sebanyak 700 personel gabungan Polri, Satpol PP DKI Jakarta dan Dinas Kebersihan DKI Jakarta yang dikerahkan untuk mengawal truk sampah ini.
"Pengawalan truk sampah ini berdasarkan instruksi Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jendral Tito Karnavian," katanya.
Ia menuturkan, petugas yang mengawal menggunakan 90 unit sepeda motor dan 10 truk yang menampung 30 personel dan 20 unit mobil sedan. Mereka akan melaju di depan truk dan di ekor truk, sehingga terlihat seperti rombongan konvoi.
Menurutnya, akan dibagi dua tim yang difokuskan di dua titik yang rentan aksi penghadangan. Tim pertama, kata dia, berjaga dan mengawal truk dari Jalan Transyogi Alternatif Cibubur sampai perempatan Cileungsi.
Lalu tim kedua yang bersiaga di perempatan Cileungsi akan melanjutkan pengawalan sampai Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Kota Bekasi.
"Pengalawan ini kami lakukan selama 24 jam sampai situasi di lapangan kondusif," ujarnya.
Hersiantony menjelaskan, sebelum dikawal oleh personil kepolisian, truk sampah terlebih dahulu dikumpulkan di jembatan Cikeas, perbatasan Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor dengan Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi. Jembatan itu dipilih, menurutnya, karena memiliki ruas jalan yang cukup besar, sehingga tak akan menganggu arus lalu lintas.
"Pertimbangan lainnya adalah untuk memudahkan petugas yang ingin mengawal, sekaligus mengantisipasi penghadangan yang dilakukan oleh warga sekitar," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, tim ini bukan hanya terdiri dari anggota Sabhara dan Lalu Lintas, tapi dari Reserse Kriminal dan Intelijen. Apabila aksi pengadangan terulang, maka tim Reserse Kriminal akan menindaknya.
Kendati begitu, ia optimis tidak akan terjadi aksi penghadangan lagi, sebab ratusan personel intelijen sudah bersiaga di ruas jalan yang dilalui truk.
Anggota intelijen, kata Hersiantony, dilatih untuk mendeteksi adanya kericuhan, sehingga bila itu terjadi maka dengan cepat bisa diredam.
Namun bila penghadangannya berskala besar, dia mengimbau kepada para petugas agar mengedepankan upaya persuasif. Diharapkan tidak ada tindak kekerasan bila terjadi penghadangan tersebut.
"Bila terjadi penghadangan lagi, maka petugas bisa menembakkan gas air mata. Lalu oknum yang sebagai aktor aksi ini akan diamankan oleh anggota reserse kriminal," tegasnya.
Titik pengamanan ini hanya difokuskan di ruas Jalan Transyogi Alternatif Cibubur hingga TPST Bantar Gebang di Jalan Raya Narogong. Sementara untuk ruas Jalan Ahmad Yani hingga Jalan Raya Narogong tak dijaga petugas.