REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- Warga Tangerang dan sekitarnya yang bermukim di kawasan bantaran Sungai Cisadane diminta siaga terhadap kemungkinan banjir. Pada Ahad (8/11) malam, debit air di Sungai Cisadane mencapai lebih dari 400 meter kubik/detik.
Kepala Bendungan Pintu Air 10 Sungai Cisadane, Sumarto, mengatakan sejak awal November ketinggian permukaan air Sungai Cisadane berkisar antara 12,4 meter - 12,5 meter. Menurutnya, tinggi permukaan tersebut tergolong normal.
"Meski begitu, warga yang tinggal di bantaran Sungai Cisadane harap siaga. Sebab, selama musim hujan tetap ada kemungkinan kiriman air dari Bogor. Kiriman air menyebabkan debit air tinggi pada saat tertentu," ujar Sumarto ketika dijumpai Republika.co.id di Bendungan Pintu Air 10, Senin (9/11).
Dia menjelaskan debit air normal Sungai Cisadane berkisar antara 50-100 meter kubik/detik. Debit air sebanyak itu sudah mampu mencukupi kebutuhan irigasi, air baku PDAM dan industri Kota Tangerang.
Ahad malam, sekitar pukul 22.00 WIB hingga 24.00 WIB, debit air mencapai 424,5 meter kubik/detik. Terhitung selepas pukul 24.00 WIB hingga 08.00 WIB debit air menjadi 279, 3 meter kubik/detik. Naiknya debit air Sungai Cisadane disebabkan adanya limpahan air akibat hujan deras di Bogor.
"Saat debit air tinggi, pintu air yang dibuka akan lebih banyak sehingga aliran air ke kawasan muara lebih besar. Kondisi ini biasanya terjadi pada malam hari. Ini yang harus diwaspadai warga di bantaran sungai," ungkap Sumarto.
Berdasarkan kejadian pada tahun sebelumnya, wilayah Periuk Jaya, Kota Tangerang, berpotensi terimbas banjir. Selain kawasan itu, wilayah Tanjung Burung, Kabupaten Tangerang juga berpotensi banjir saat debit air bertambah drastis.
"Sebaiknya, warga yang bermukim di bantaran sudah mulai mengemasi barang-barang berharga atau bersiap diri jika sewaktu-waktu terjadi banjir," tambah Sumarto.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Irman Pujahendra mengatakan, pihaknya sudah melakukan persiapan tanggap bencana saat musim penghujan.
"Saat ini kami sudah mulai cek kembali perahu, tenda dan alat-alat lain untuk tim reaksi cepat selaka musim penghujan. Daerah rawan bencana pada tahun ini juga sedang kami petakan lebih lanjut," ujarnya.