Selasa 10 Nov 2015 09:09 WIB

Diusulkan Jadi Pahlawan, Ini Pelanggaran HAM di Era Soeharto

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bilal Ramadhan
Aktivis Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) berunjuk rasa di depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta. Mereka menolak wacana pemberian gelar pahlawan kepada mantan Presiden Soeharto.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Aktivis Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) berunjuk rasa di depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta. Mereka menolak wacana pemberian gelar pahlawan kepada mantan Presiden Soeharto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Kaukus Perempuan Muda NU Susianah Affandy mengatakan, mungkin harus direnungkan sejenak kalau memang mau menetapkan mantan Presiden  Soeharto menjadi pahlawan nasional. Harus dipikirkan matang-matang.

"Masih saya ingat pelanggaran HAM di masa Soeharto memimpin dan itu dilakukan secara massif antara lain pasca G30S/PKI tahun 1965 di mana banyak orang ditahan tanpa melalui pengadilan. Tahun 1980-an sampai 1990-an kita masih ingat bagaimana rakyat ditakuti-takuti jika tidak mendukung kebijakan pembangunan," katanya, Selasa, (10/11).

(Baca: Pernah Langgar HAM, Pantaskah Soeharto Jadi Pahlawan Nasional?)

Atas nama pembangunan, di bawah tanggung jawab Soeharto banyak penggusuran rakyat. Misalnya yang terjadi di Kedungombo, Jawa Tengah. Kasus penembakan misterius di era Soeharto juga terjadidi Tanjung Priok, Peristiwa Malari, dibredelnya kebebasan pers, Talangsari Lampung, Peristiwa Timor Timur,Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh dan Papua.

Susianah menambahkan, sampai akhir hayatnya Soeharto tidak pernah mempertanggungjawabkan pelanggaran HAM tersebut baik secara politik maupun hukum. Ini melukai masyarakat banyak. Makanya, ia menambahkan perlu dipikirkan kembali jika mau menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement