REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Harga beras di berbagai pasar di kota Medan naik sejak dua pekan terakhir. Para penjual beras di Pusat Pasar mengatakan kenaikan harga untuk setiap jenis beras sebesar lima ratus rupiah.
"Ada yang Rp 10.500 per kilogram dari sebelumnya Rp 10 ribu, Rp 11.500 dari Rp 11 ribu. Ada yang Rp 11 ribu dari Rp 10.500," kata Acun, salah satu pedagang beras saat ditemui Republika.co.id, Kamis (12/11).
Beras yang Acun jual dibeli dari pusat grosir di Jalan Sibayak di kelurahan Medan Kota. Ia pun mendapatkan penjelasan bahwa harga beras memang naik dari kilang padi. "Katanya, karena (padi) yang baru belum panen, tapi yang lama stoknya hampir habis," ujarnya.
Acun mengaku tidak mengetahui perihal masuknya beras impor asal Vietnam ke Indonesia. Menurutnya, ada atau tidaknya beras impor, kenaikan harga beras kali ini tidak membuat angka penjualannya menurun. "Sama saja. Soalnya cuma naik lima ratus rupiah kan," ujarnya.
Berbeda dengan Acun, penjual beras Pusat Pasar lain, Acay mengaku naiknya harga beras saat ini membuat angka penjualannya menurun. Meski 'hanya' naik lima ratus rupiah, namun pembeli yang membeli beras di tokonya berkurang. "Ada penurunan penjualan. Enggak saya catat berapa tapi agak kurang," ujar Acay.
Sementara itu, penjual beras di Pasar Petisah, Iskandar mengatakan, kenaikan harga beras terjadi sejak dua bulan lalu. Kenaikan pun bertahap hingga angka seribu rupiah. "Kuku Balam naiknya dari Rp 10 ribu jadi Rp 10.500, terus naik lagi jadi Rp 11.000. Yang Ramos sekarang Rp 12 ribu, Delanggu Rp 14.000. Sampai sekarang masih stabil segitu," jelas Iskandar.
Dari informasi yang ia dapatkan, Iskandar mengatakan kenaikan tersebut dikarenakan kurangnya pasokan padi di wilayah Sumut. "Dengar-dengar yang dari sini dikirim ke Jawa karena di sana kehabisan stok," ujarnya.