REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kapolda Sumatra Selatan, Irjen Prof Iza Fadri menjelaskan kasus bentrok antara anggota TNI dan Polri di Lubuklinggau, Sumsel pada Jumat (13/11) malam. Menurut dia, bentrokan tersebut terjadi karena ada miskomunikasi.
“Jadi antara kedua belah pihak, baik dari TNI maupun Polri itu terjadi adanya miskomunikasi atau salah paham,” katanya usai menghadiri HUT ke-70 Brimob di markas Brimob Kepolisian Daerah (Polda) Sumsel, Sabtu (14/11).
Menurut Iza Fadri, masalah tersebut harus segera diselesaikan dengan duduk bersama antara pimpinan Polda Sumsel dan Kodam II/Sriwijaya. “Untuk mencegahnya agar tidak kembali terjadi, antara anggota baik Polri dan TNI jangan saling provokasi,” ujarnya.
Sementara itu Pangdam II/Sriwijaya, Mayjen TNI Purwadi Mukson juga mengatakan hal yang sama. Namun, dia memastikan anggota TNI yang terlibat bukan anggota Kodam II/Sriwijaya, melainkan anggota dari Kodam III/Siliwangi yang masuk ke wilayah Kodam II/ Sriwijaya. "Tanpa koordinasi,” katanya.
Menurut Purwadi, kedatangan anggota Kodam III/Siliwangi ke wilayah Kodam II/Sriwijaya tersebut untuk menjalankan tugas. Namun, anggota tersebut datang tanpa koordinasi sehingga tidak diketahui maksud dan tujuannya. “Kalau kita masuk rumah orang tanpa izin, ya akan terjadi seperti itu,” kata mantan Wadan Kodiklat TNI.