Selasa 14 Apr 2020 20:52 WIB

Anggota DPR Minta TNI-Polri Cari Akar Persoalan Bentrok

Anggota DPR khawatir masalah sewa motor hanya pemicu kompleksnya hubungan TNI-Polri.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Anggota DPR RI Komisi 1 FPKS, Sukamta (kiri)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Anggota DPR RI Komisi 1 FPKS, Sukamta (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI Sukamta meminta pimpinan TNI dan Polri menemukan akar persoalan yang menyebabkan bentrok antar personel kerap terjadi. Sukamta menyoroti bentrok yang terjadi di Memberamo, Papua pada pekan lalu.

"Kami berharap Pimpinan TNI, Pimpinan POLRI dan Pemerintah bisa segera menemukan akar persoalannya dengan jelas dan bekerja serius menghilangkannya," kata Sukamta saat dihubungi, Selasa (14/4).

Baca Juga

Ia menyesalkan dengan masih terjadinya insiden bentrokan antara Anggota TNI dan Polri. Selama ini kata Sukamta, pembinaan yang dilakukan oleh Panglima dan kapolri sudah bagus. Namun, bentrokan ternyata masih saja terjadi.

Bentrok yang terjadi antara Satuan Tugas Batalion Infanteri 755/Yalet dan Polres Memberamo menyebabkan tiga anggota polisi tewas. Bentrok tersebut disinyalir karena permasalahan penyewaan motor. Sukamta menyayangkan alasan bentrok tersebut.

Sukamta khawatir, permasalahan sewa motor hanya menjadi pemicu semata di balik kompleksnya hubungan dua pasukan bersenjata itu di akar rumput. "Jangan jangan itu hanya menjadi pencetus, sedangkan masalah sebenarnya kita belum tahu," ujar dia.

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw memastikan jajarannya telah berkonsolidasi pascabentrok. Ia menjelaskan, insiden yang menybebabkan tiga anggota Polres Memberamo Raya ini bermula dari permasalahan sewa motor. 

Seorang anggota Polres menyewa motor seorang tukang ojek yang memiliki hubungan dengan anggtoa Satuan Tugas Batalion Infanteri 755/Yalet. Markas Satgas tersebut juga dekat dengan pangkalan ojek. "Anggota polres sewa motor ojek utk jemput pastor hari sabtu itu, janjinya satu jam akan dibayar," kata Paulus.

Namun, ternyata peminjaman yang dilakukan melebihi batas waktu. Sehingga, terjadi keributan antara si tukang ojek dengan polisi penyewa. Lalu, tukang ojek tersebut melapor ke anggota Satgas Yonif. Satgas Yonif datang dan terjadi pertikaian dengan polisi.

Anggota polisi tersebut kemudian datang ke markasnya, yakni Polres Memberamo Raya. Kapolres sempat mengingatkan agar para anggotanya jangan membalas dan tak berbuat apa-apa terlebih dahulu. Namun, imbauan Kapolres tak diindahkan.

Akibatnya, bentrok pun terjadi dan menyebabkan tewasnya tiga anggota polisi. Tiga anggtoa yang tewas adalah Briptu Marcelino Rumaikewi, Briptu Alexander Ndun dan Bripda Yosias. Marcelino tewas karena luka tembak di leher sebelah kanan; Yosias mengalami luka tembak di leher kiri dan Alexander tewas dengan luka tembak di paha kiri.

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab memastikan bahwa investigasi gabungan TNI - Polri masih terus dilakukan untuk memeriksa oknum prajurit TNI yang terlibat dalam insiden bentrokan. Insiden itu menyebabkan tertembaknya anggota Polres Mamberamo Raya, Papua pada Ahad (12/4) lalu.

Herman Asaribab menegaskan bahwa dirinya selaku Pangdam tidak akan melindungi anggota yang salah. "Saya tegaskan, bahwa proses hukum akan dilakukan bagi kalian yang berbuat pelanggaran," kata Herman. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement