REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengimbau seluruh pengelola gedung yang ada di wilayah ibu kota agar melengkapi bangunan mereka dengan kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV).
Hal tersebut disampaikan terkait peristiwa ledakan granat yang tejadi di Gedung Multi Meranti Graha, Jakarta Timur pada Senin (16/11).
"Sebetulnya kan sudah lami kami mengimbau supaya semua gedung memasang CCTV. Dengan demikian, semua orang atau pengunjung bisa diawasi teus," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin.
Menurut dia, dengan adanya CCTV, maka tindak kriminalitas bisa diantisipasi. Selain itu, kamera pengawas juga dapat mempermudah proses identifikasi pelaku kejahatan di suatu gedung.
"Kalau di gedung itu ada CCTV, maka kita bisa lihat seperti apa wajah si pelaku tindak kejahatan itu. Kemudian, kita bisa melacaknya lebih jauh. Plat nomor kendaraannya juga bisa terlihat di CCTV," ujar Ahok.
Sementara itu, terkait peristiwa ledakan granat di Gedung yang berlokasi di Jalan Radin Inten II, Duren Sawit, Jakarta Timur itu dia mengaku menyerahkan penyelidikannya ke pihak kepolisian.
"Mengenai kasus ledakan itu, kami serahkan saja penyelidikan dan semuanya ke polisi. Kami berharap pihak kepolisian bisa segera mengetahui sekaligus menangkap pelakunya," tutur Ahok.
Pada Senin subuh sekitar pukul 03.30 WIB terdengar suara ledakan keras di Gedung Perkantoran Multi Meranti Graha. Ledakan itu dipastikan kepolisian berasal dari granat yang dilempar ke dalam halaman kantor empat lantai tersebut.
Akibat ledakan tersebut, pintu kaca setinggi dua setengah meter hancur dan seorang petugas keamanan kantor itu terluka di bagian dada karena terkena serpihan kaca.