Jumat 20 Nov 2015 21:14 WIB

Marwan Jafar: Pembangunan Nasional tak Bisa Lagi Sentralistik

Rep: C25/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertingal, dan Transmigrasi (Menteri Desa) Marwan Jafar.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertingal, dan Transmigrasi (Menteri Desa) Marwan Jafar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Marwan Jafar menilai pembangunan nasional dianggap tidak maksimal jika hanya dilakukan lewat pusat.

Menurutnya sebagai salah satu aspek penting yang membantu pembangunan nasional, peran desa tidak bisa lagi hanya diserahkan kepada pusat.

Peran dari desa itu bisa benar-benar dirasakan apabila pengelolaan pembangunan desa, termasuk dana desa, bisa diserahkan kepada desa sendiri.

Ia menilai pembangunan nasional yang selama ini diserahkan hanya kepada pusat, sampai saat ini belum bisa membuahkan hasil yang signifikan dan terasa secara nasional.

Untuk itu, ia mengungkapkan lewat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, pemerintah telah memiliki komitmen untuk meningkatkan pembangunan nasional dari desa.

"Pembangunan nasional tidak bisa lagi dilakukan secara sentralistik," kata Marwan saat memberi kulaih umum di Universitas Nasional, Jum'at (20/11).

Marwan menjelaskan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, merupakan pengelolaan masalah pedesaan yang selama ini hanya menjadi bagian dari sejumlah kementerian.

Menurutnya, kelahiran kementerian yang saat ini ia pimpin merupakan sebuah sejarah, di mana ada kementerian yang secara khusus mengurusi permasalahan desa.

Terkait kehadiran Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang khusus mengurusi desa, Marwan mengaku akan mengambil sejumlah tindakan, yang bertujuan memudahkan pengelolaan dana desa oleh perangkat desa.

Ia menambahkan, langkah-langkah itu akan ia tuangkan dalam revisi yang dalam waktu dekat ia akan lakukan dalam UU nomor 9 tahun 2014 tentang desa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement