REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Aliansi Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Peduli Independensi Malang akan mengirim surat terbuka. Mereka meluapkan kekecewaanya pada HMI terkait Kongres ke-29 HMI yang menghabiskan dana Rp 3 milar di Riau. Surat terbuka ditujukan kepada Ketua Umum PB HMI, Kemendagri, Gubernur dan Ketua DPRD Provinsi Riau.
“Kami akan layangkan surat ini secepatnya agar PB HMI tak bermewah-mewahan dalam kongres,” kata Koordinator lapangan, Riyanda Barmawi, Senin (23/11).
Unjuk rasa yang dilakukan di Jalan Simpang Balapan itu berlangsung damai, meski sempat membakar ban tanda protes. Di antara poin tuntutan, PB HMI diminta mengembalikan dana Rp 3 miliar dari APBD Riau, agar digunakan untuk kepentingan masyarakat, dan mengajak seluruh kader HMI se-Indonesia kembali pada prinsip perjuangan.
Sebelumnya HMI menyelenggarakan kongres di Pekanbaru. Pemprov Riau memberikan bantuan dana hibah Rp 3 miliar. Ketua Panitia Kongres HMI Fat Haryanto Lisda menjelaskan, bahwa dana yang dibutuhkan dalam kongres mencapai Rp 7 miliar. Kekurangan dana setelah dibantu Pemprov Riau 3 miliar, mendapat sokongan dana dari alumni HMI dan pihak swasta Rp 4 miliar lagi dari alumni dan pihak swasta yang sifatnya tidak mengikat.
"Dana bantuan dari Pemprov Riau jika dilihat multi efeknya kan kembali juga ke masyarakat Riau. Misalnya mulai soal penginapan, transportasi sampai urusan pulsa," kata Haryanto.
Haryanto menjelaskan, bantuan dari Pemprov Riau tidak akan mengganggu independensi HMI. Pihaknya akan tetap kritis untuk mengawal jalannya pemerintahan.