Kamis 26 Nov 2015 21:15 WIB

Rusia Ingin Turki Minta Maaf

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Bilal Ramadhan
Helikopter Rusia yang ingin menyelamatkan pilot pesawat tempur dirudal gerilyawan Suriah, Selasa, 24 November 2015.
Foto: nhk
Helikopter Rusia yang ingin menyelamatkan pilot pesawat tempur dirudal gerilyawan Suriah, Selasa, 24 November 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Turki belum meminta maaf atau menawarkan kompensasi atas penembakan jatuh jet bomber Rusia di perbatasan Turki-Suriah Selasa lalu.

Ia menuduh para pemimpin Turki membawa hubungan timbal balik ke jalan buntu. "Kesan yang didapat, kepemimpinan Turki sengaja membawa hubungan Rusia-Turki menjadi buntu," ujar Putin dilansir dari BBC News, Kamis (26/11).

Rusia mengatakan, pesawat SU-24 dijatuhkan tanpa peringatan ketika melakukan serangan bom di Suriah. Namun Turki telah mengeluarkan bukti rekaman peringatan yang diberikan sebelum menembaki jet Rusia. Penembakan terjadi lantaran jet Rusia melanggar wilayah udara Turki.

Pesawat tersebut menabrak gunung di tanah Suriah setelah terkena rudal dari jet tempur Turki F-16. Kedua pilot keluar dari pesawat. Salah satu dari mereka ditembak mati oleh pemberontak Suriah saat terjun ke tanah. Pilot lainnya berhasil diselamatkan selama misi di mana tentara Rusia lainnya tewas.

Ketegangan antara Turki dan Rusia berlawanan dalam perang sipil Suriah telah meningkat tajam atas insiden tersebut. Amerika Serikat, Uni Eropa dan PBB telah meminta warga untuk tenang. Rusia dan Turki mengambil bagian dalam pembicaraan internasional yang bertujuan menyelesaikan konflik Suriah dan mengalahkan kelompok militan ISIS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement